Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Badruddin Menanti Kabar Putrinya Usai Gempa Dahsyat Turkiye Tewaskan Hampir 20.000 Jiwa

Kompas.com - 10/02/2023, 05:43 WIB
Muhamad Syahri Romdhon,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

CIREBON, KOMPAS.com – Robiah Bah (22), seorang mahasiswi asal Desa Bode Lor, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, berada di Turkiye saat gempa dahsyat mengguncang negara tersebut, Senin (6/2/2023).

Dari lantai tiga apartemen yang disewanya di wilayah Kayseri, Robiah bersama pelajar lainnya berhamburan ke luar menyelamatkan diri.

Baca juga: UPDATE Gempa Turkiye: Korban Tewas 19.300 Jiwa, Prediksi Bisa Lampaui 45.000

 

Otoritas setempat langsung mengevakuasi para pelajar ke tempat pengungsian.

Baca juga: Ternyata Gempa di Turkiye Paling Ditakuti Para Ahli Gempa, ITB Ungkap Alasannya

Kompas.com menerima foto dan video yang direkam Robiah.

Dalam video itu, terlihat lokasi pengungsian dan keadaan di sekitarnya beberapa jam setelah gempa terjadi.

Video itu dimaksudkan untuk memberi kabar kepada kedua orangtua Robiah yang sedang cemas di Cirebon.

Badruddin Hambali, ayah Robiah, mengungkapkan, sempat merasakan cemas dengan kondisi anaknya.

Utamanya saat dia kali pertama mendengar ada musibah gempa dahsyat di Turkiye. Dia langsung teringat dengan putrinya dan seketika berusaha menghubunginya.

Badruddin menyampaikan, pertama kali mendengar gempa dahsyat dari media sosial sekitar pukul 11.00 WIB.

Dia langsung menghubungi anaknya, tapi tak ada respons.

Badruddin berulang kali menghubungi Robiah, tapi tetap telepon tak tersambung.

"Kejadian Gempa itu pertama kali saya dengar dari media sosial, di handphone. Kemudian media massa dan seketika saya hubungi Robiah. Tidak diangkat, telepon lagi tak diangkat. Berulangkali telepon tak di angkat, berkali-kali. Saya cemas, hanya ingin memastikan kondisi dia di sana," kata Badruddin kepada Kompas.com di kediamannya, Kamis (9/2/2023).

Setelah beberapa jam, tepatnya sekitar Pukul 14.00 Wib, telepon Badruddin akhirnya diangkat oleh Robiah.

Robiah menyampaikan bahwa kondisinya baik-baik saja. Rasa cemas Badruddin dan istri seketika mereda.

Kepada Badruddin, Robiah menceritakan sempat merasakan guncangan yang cukup kencang di tempat tinggalnya.

Dia tinggal di lantai tiga sebuah apartemen yang jadi asrama perkuliahan. Jaraknya sekitar 200 kilometer dari titik pusat gempa.

Saat itu juga, Robiah bersama pelajar yang ada di gedung apartemen tersebut berhamburan keluar.

Mereka berusaha menyelamatkan diri. Berselang beberapa menit, gempa susulan kembali terjadi berulang kali hingga sampai lima kali.

Tak lama setelah itu, otoritas setempat meminta seluruh pelajar meninggalkan gedung tersebut.

Mereka mulai diungsikan ke sejumlah tempat, salah satunya di tenda-tenda yang disediakan pemerintah.

Namun, karena masih penanganan pertama sesaat setelah gempa, tenda yang dibangun belum mencukupi seluruh pelajar dan pengungsi di sekitar.

Mereka berdesakan sehingga hanya dapat duduk untuk beristirahat. Tak lama setelah itu, pemerintah mulai membagi pengungsi ke beberapa tempat.

“Robiah sempat ikut di pengungsian. Karena sebagian besar pengungsi dari gedung dan lainnya, diungsikan ke tenda. Robiah tidak bisa berbuat banyak karena sempit. Di saat bersamaan sedang musim badai salju sehingga sangat mengkhawatirkan. Akhirnya Robiah bersama teman-teman pelajar mencari tempat pengungsian lainnya,” kata Badruddin.

Robiah bersama teman-teman memilih untuk mencari tempat lain agar dapat beristirahat.

Saat berjalan mereka menemukan masjid. Namun, mereka memutuskan untuk tinggal di salah satu rumah pelajar asal Turkiye.

Badruddin yang merupakan pemilik Pondok Pesantren Assalafiyah Kabupaten Cirebon ini menyebut, Robiah pergi ke Turkiye tiga tahun lalu untuk kuliah.

Satu tahun di sana dimanfaatkan untuk penyesuaian bahasa. Lalu dua tahun berikutnya mulai belajar di universitas setempat dengan konsentrasi ilmu sejarah. Sekarang Robiah berkuliah di semester empat.

Badruddin berharap pemerintah Indonesia melalui KBRI, kedutaan besar, dan instansi lainnya, terus memberikan perhatian penuh terhadap para warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Turkiye termasuk anaknya.

Badruddin juga mendoakan yang terbaik untuk semua yang terlibat dalam penanganan kemanusiaan di lokasi Gempa.

Untuk diketahui, jumlah korban tewas dari gempa bermagnitudo 7,8 yang mengguncang Turkiye dan Suriah terus bertambah dan mencapai lebih dari 19.300 jiwa pada Kamis (9/2/2023).

Tim penyelamat terus berpacu dengan waktu dan melanjutkan evakuasi korban selamat yang masih terperangkap reruntuhan bangunan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Jalan Bersejarah di Bandung dan Kisah Menarik di Baliknya

5 Jalan Bersejarah di Bandung dan Kisah Menarik di Baliknya

Bandung
Analisis Badan Geologi, Penyebab Gempa Garut akibatkan Bencana di 1979, 2022, dan 2023

Analisis Badan Geologi, Penyebab Gempa Garut akibatkan Bencana di 1979, 2022, dan 2023

Bandung
Palak Warga Pakai Pistol Korek Api, 2 Pemuda di Bandung Diringkus

Palak Warga Pakai Pistol Korek Api, 2 Pemuda di Bandung Diringkus

Bandung
Cerita Hendi Selamatkan Keluarganya Saat Gempa Garut, Semua Benda Ditabrak

Cerita Hendi Selamatkan Keluarganya Saat Gempa Garut, Semua Benda Ditabrak

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Korban Luka akibat Gempa Garut Dipulangkan, Rumah Rusak Ditanggung Pemerintah

Korban Luka akibat Gempa Garut Dipulangkan, Rumah Rusak Ditanggung Pemerintah

Bandung
Ini Kesaksian yang Buat Saksi Pembunuhan di Subang Dipaksa Oknum Polisi Tutup Mulut

Ini Kesaksian yang Buat Saksi Pembunuhan di Subang Dipaksa Oknum Polisi Tutup Mulut

Bandung
Atap 2 Ruangan di RS Bandung Ambruk Akibat Gempa Garut M 6,5

Atap 2 Ruangan di RS Bandung Ambruk Akibat Gempa Garut M 6,5

Bandung
Gempa Garut, Belasan Rumah di Pangalengan Rusak, 7 Kecamatan Terdampak

Gempa Garut, Belasan Rumah di Pangalengan Rusak, 7 Kecamatan Terdampak

Bandung
Gempa di Garut, Daop 2 Bandung Sempat Berlakukan BLB, 11 KA Terdampak

Gempa di Garut, Daop 2 Bandung Sempat Berlakukan BLB, 11 KA Terdampak

Bandung
BPBD Jabar Sebut Korban Luka-luka akibat Gempa Garut Bertambah

BPBD Jabar Sebut Korban Luka-luka akibat Gempa Garut Bertambah

Bandung
Pj Bupati Garut Diminta Turun Tangan Atasi Kerusakan akibat Gempa

Pj Bupati Garut Diminta Turun Tangan Atasi Kerusakan akibat Gempa

Bandung
Cerita Warga Aceh di Bandung, Trauma Kembali Saat Rasakan Gempa

Cerita Warga Aceh di Bandung, Trauma Kembali Saat Rasakan Gempa

Bandung
Gempa Garut Sabtu Malam, Warga Sebut Guncangannya Cukup Lama

Gempa Garut Sabtu Malam, Warga Sebut Guncangannya Cukup Lama

Bandung
Bawa 1 Kilogram Sabu dalam Kemasan Obat Tradisional, Kurir Narkoba ditangkap di Tol Cipali

Bawa 1 Kilogram Sabu dalam Kemasan Obat Tradisional, Kurir Narkoba ditangkap di Tol Cipali

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com