Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Detik-detik Risma Sujud di Kaki Guru SLB, Berawal dari Janji Hibah yang Tak Ditepati

Kompas.com - 21/02/2023, 12:59 WIB
Bagus Puji Panuntun,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com- Menteri Sosial Tri Rismaharani tiba-tiba sujud di hadapan salah seorang guru Sekolah Luar Biasa (SLB) saat mengunjungi Balai Wyata Guna, Jalan Pajajaran, Kota Bandung, Jawa Barat, pada Selasa (21/2/2023).

Momen mengejutkan itu dilakukan Risma saat cekcok dengan staf pengajar SLB Negeri A Pajajaran saat membahas kondisi bangunan SLB Negeri A Pajajaran.

Peristiwa itu bermula saat Risma menghadiri kegiatan pemberian bantuan sosial dari Kementerian Sosial kepada penerima manfaat di Balai Wyataguna, Jalan Pajajaran, Kota Bandung.

Baca juga: Rusun Pangudi Luhur Khusus untuk Tunawisma, Mensos Risma: Kalau Dipindahtangankan, Tak Boleh Lagi Tinggal di Sana

Setibanya di Balai Wyataguna, Risma berkeliling area dari mulai sarapan di Kafe More, sebuah kafe yang dikelola oleh para penyandang disabilitas. Risma kemudian beranjak memilih tanaman hias hasil perawatan para penyandang disabilitas.

Sesuai dari keliling, Risma berjalan hendak menengok bangunan SLB Negeri A Pajajaran yang terlihat sudah mengkhawatirkan. Saat itu juga para pengajar dan staf sekolah menghampiri Risma.

Di hadapan mereka, Risma menawarkan agar bangunan sekolah yang hampir roboh itu diperbaiki.

“Mau tak perbaiki, nanti pas perbaikan tolong diamankan, soalnya banyak yang tunanetra,” ujar Risma.

Baca juga: Dicecar soal Anggaran Kemiskinan Rp 500 Triliun yang Habis untuk Rapat, Risma Jelaskan Program Perlindungan Sosial

Perbincangan mula-mula masih tenang dengan nada dan kalimat yang komunikatif, seketika obrolan memanas saat salah seorang pengajar menagih hibah lahan yang pernah dijanjikan oleh Kementerian Sosial.

"Pak ini susah, karena tanahnya ini ada di tengah gini, saya enggak bisa. Masalahnya apa? Sama-sama negaranya, makanya tadi yang penting saya bisa perbaiki (gedungnya). Ini kafe juga kami bangun untuk disabilitas,” ucap Risma.

 

Risma mulai naik pitam saat melihat seorang pengajar saling berbisik saat Risma menjelaskan mengenai hibah lahan yang dimaksud.

Seketika, mata Risma menuju seorang pengajar yang dinilainya tidak sopan dengan cara berbisik itu.

"Tolong pak jangan bisik-bisik, ngomong saja langsung ke saya,” tegas Risma.

“Kami bangunkan, apa masalahnya? Tolong jangan gitu, bapak ngomong saja ke saya (langsung), bapak jangan gitu, saya paling benci, ngomong ke saya,” sambung Risma.

Baca juga: Mensos Risma Sujud di Kaki Guru Tunanetra Saat Berdebat Terkait Lahan Hibah

Risma meminta, pihak sekolah tidak hanya ngotot soal hibah lahan, namun sekolah juga musti memikirkan keberlangsungan anak didik setelah lulus sekolah.

Meski sudah dijelaskan ihwal lahan dan bagaimana sekolah merawat para peserta didik sampai bisa mandiri secara ekonomi. Staf pengajar pun kembali nyeletuk bahwa mereka juga memikirkan peserta didik.

"Sama," kata Risma dengan nada melemah.

Seketika seorang pengajar perempuan yang juga penyandang tunanetra berbicara dari balik kerumunan. Pengajar itu menegaskan, jika perjuangan yang mereka lakukan mengenai hibah lahan bukanlah untuk kepentingan mereka.

"Makanya bu, kata saya kita berbagi (peran),” jawab Risma.

Pengajar tersebut kembali menimpali jawaban Risma dengan m minta untuk segera realisasikan apa yang telah dijanjikan.

Baca juga: Nenek Pemeran Video TikTok Mandi Lumpur Dapat Ayam Petelur dari Mensos Risma

Risma yang tak kuat dengan desakan para pengajar ini, tiba-tiba ia bertekuk lutut dan bersujud di depan kaki pengajar perempuan tersebut.

"Saya sujud ya Bu," kata Risma sembari merendahkan badan dan bersujud.

 

Tak lama, Risma pun langsung dibantu dibangkitkan oleh Staf Kementerian Sosial, sementara pengajar perempuan tiba-tiba menangis namun tetap berbicara.

Suasana di lokasi semakin tak kondusif, pembahasan antar dua pihak ini tidak menemui titik temu, para pengajar tersebut terus membahas soal hibah lahan.

Risma pun meminta kepala sekolah untuk ikut menjelaskan dan menenangkan suasana, tetapi pengajar lain tak fokus dan terus menuntut hibah lahan kepada Risma.

Baca juga: Mensos Risma Beri Penghargaan untuk Polda Sulsel Usai Ungkap Korupsi Bansos Sembako Covid-19

Risma menyampaikan, bahwa dirinya tidak bisa mengabulkan hibah lahan yang dimaksud lantaran Kemensos fokus memikirkan masa depan anak-anak disabilitas pascalulus dari sekolah tersebut.

Kehadiran Café More dan kios-kios di lingkungan Wyataguna pun diharapkan bisa membuat penyandang disabilitas menjadi mandiri.

“Pak dengerin saya, anak-anak ini untuk dapat pekerjaan, supaya setelah bisa bekerja sendiri, bukan untuk kepentingan Kemensos, coba pak lihat itu yang kerja semua anak-anak disabilitas, mereka bisa sekolah tetapi kalau gak bekerja gimana,” ujar Risma.

Baca juga: Mensos Tri Rismaharini Kembali Kunjungi Desa Atap di Perbatasan RI, Pastikan 3 Janjinya Tahun Lalu Tertunaikan

Pengajar perempuan kembali menimpali Risma, ia menegaskan bahwa pendidikan kepada para penyandang disabilitas jadi hal utama.

Perdebatan yang tidak ada titik temu itu pun diakhiri oleh Risma yang memilih meninggalkan lokasi dan bergegas ke Aula Wyataguna untuk menghadiri acara pemberian bantuan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com