Lebih jauh Faqih menerangkan bahwa kebakaran sampah yang berkepanjangan ini akan memperburuk kondisi penderita asma dan tuberculosis (TB).
“Risiko terberatnya kalau sampai sesak napas berat bisa sampai ke kematian," cetusnya.
"Katanya masih ada (warga) yang dekat TPA dan masih bekerja, itu yang berisiko. Polisi sudah mengevakuasi menyuruh warga ke sini lah (ke tempat aman) setidaknya,” kata Fiqih.
Baca juga: Ridwan Kamil: Kami Belum Meyakini Penyebab Kebakaran TPA Sarimukti Putung Rokok
Supaya mencegah korban lebih banyak, Fiqih mengimbau warga berdiam di rumah atau mengenakan masker ketika bepergian. Selain itu, warga disarankan meminum banyak air putih.
“Pertama pakai masker, kurangi kegiatan di luar karena asapnya banyak di luar," ujar Faqih.
Ia juga mengimbau warga banyak minum air putih untuk menggantikan kadar oksigen di dalam darahnya itu lebih cepat.
"Kalau kita buang, bakal tergantikan lagi cairannya itu lebih cepat. Bisa dua kali lebih cepat dari pada yang kurang minumnya,” katanya.
“Kalau untuk kebakarannya, harus secepatnya dihentikan agar si asap tidak terlalu lama mengudara dan diisap oleh masyarakat karena makin lama, makin buruk terhadap paru-paru,” pesan Fiqih.
Baca juga: Ridwan Kamil: 200 Warga Kena ISPA Imbas Kebakaran TPA Sarimukti
Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Kabupaten Bandung Barat melaporkan kondisi terakhir kebakaran TPA Sarimukti, per Minggu (27/8/2023) pagi.
Disebutkan, seluruh areal TPA sampah dari mulai zona 1,2,3 dan 4 sudah terbakar dengan luas areal yang terbakar sudah memasuki 90 persen.
“Api masih terus membara terutama di zona 1 yang berbatasan dengan hutan Perhutani sedangkan untuk zona 2,3,4 menyisakan bara api yang menimbulkan asap pekat di seluruh areal TPA bahkan asap sudah memasuki desa di sekitar TPA tergantung arah angin,” tulis siaran pers yang diterima Minggu (27/8/2023).
Satu unit helikopter water bombing yang telah dioperasikan sejak Jumat (25/8/2023) sore terus melakukan upaya pemadaman dengan pengeboman air.
Baca juga: Cerita Balita yang Dilarikan ke RS Setelah 6 Hari Menghirup Asap dari TPA Sarimukti
Pada Jumat (25/8/2023), helikopter water bombing beroperasi selama 2,5 jam di zona 1.
Dalam rentang waktu tersebut, terjadi 30 kali pengeboman air dengan total volume air -yang airnya diambil dari Waduk Cirata- sebanyak 120 ribu liter.
“Satgas Darat melaksanakan pemadaman di seluruh zona 1,2,3 dan 4 untuk api permukaan dengan hasil 90% padam, namun api atau bara di bawah masih menyala yang menimbulkan asap pekat,” tulis Pusdalops Kab. Bandung Barat.
Data Pusdalops Kabupaten Bandung Barat menyebutkan, lahan TPA yang terbakar sudah mencapai 18,4 hektar dari luas 25,8 hektar lahan yang sudah dikuasai Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Baca juga: Bandung Raya Darurat Sampah, Pemkab Bandung Keluarkan SE Terkait TPA Sarimukti
Kebakaran yang terjadi sejak Sabtu (19/8/2023) malam itu, bermula di zona empat, kemudian merembet ke zona tiga, dua, kemudian zona satu.
Akibat kebakaran itu, satu kendaraan alat berat milik TPK Sarimukti terbakar yang diduga semakin memicu kebakaran tambah besar.
Mimin Siti Aminah, warga yang rumah dan warungnya berlokasi tepat di seberang TPA Sarimukti menceritakan awal mula terjadinya kebakaran.
Suami Mimin adalah karyawan TPK Sarimukti yang bertugas mengendarai kendaraan alat berat yang terbakar itu.
Mimin mengisahkan, awalnya kebakaran kecil terjadi sekitar pukul 22.00 WIB, Sabtu (19/8/2023).
Satu jam kemudian, petugas keamanan TPK Sarimukti memanggil suaminya untuk membantu memadamkan api.
Sekitar pukul 03:00 WIB, Minggu (20/8/2023), kata Mimin, api berhasil dipadamkan, hanya menyisakan asap. Namun paginya, api kembali menyala, bahkan semakin besar.
“Minggu pagi itu anginnya kencang, gede lagi apinya sampai hari ini. Asapnya tebal banget,” cerita Mimin yang sempat mengalami sesak napas dan mata perih.
Kebakaran yang awalnya terjadi di zona empat, mulai merembet ke zona tiga dan dua yang dekat dengan rumah Mimin.
Baca juga: 140.000 Liter Air hingga Cairan Kimia Disiramkan Helikopter dan Drone ke Kobaran Api TPA Sarimukti
Ibu tiga anak ini semakin khawatir lantaran api semakin mendekati tangki bahan bakar minyak dan oli yang berada di sekitar area kebakaran.
"Apinya kelihatan banget. Sempat ada kekhawatiran apinya merembet (ke rumah)," aku Mimin.
"Yang khawatir pas mau mendekat banget sama tangki BBM. Itu kan pada sibuk orang-orang. Deg-degan banget takut ada ledakan."