"Waktu itu kan damkar (pemadam kebakaran) juga nonstop (bekerja) sampai malam karena api sudah mendekat tangki BBM,” ungkap Mimin dengan nada tegang.
Baca juga: Ridwan Kamil: 200 Warga Kena ISPA Imbas Kebakaran TPA Sarimukti
Mimin menyaksikan bagaimana suami dan pekerja TPK Sarimukti sibuk berusaha mengamankan tangki BBM dari risiko terbakar.
Mereka menelepon Pertamina unruk membantu memindahkan isi BBM di tangki yang saat itu dalam kondisi penuh.
“Kan itu tangki BBM itu penuh buat alat berat. Pertamina ditelepon. (BBM) diangkutin dulu sama mobil Pertamina. Oli, spare part, segala macam dari gudang dipindahin, soalnya takut kebakar. Alhamdulillah selamat,” ucapnya lega.
Pihak berwajib masih belum memastikan kronologis dan penyebab kebakaran.
Meski muncul beragam dugaan pemicu kebakaran, mulai dari puntung rokok hingga gas metan.
Salah satu warga, Heri menduga, kebakaran dipicu gas metan yang tidak teralirkan dengan baik.
Biasanya, kata dia, di areal sampah itu dipasang beberapa cerobong atau pipa yang berfungsi mengalirkan gas metan.
Namun sekitar enam bulan ke belakang ini, Heri mengaku tidak melihatnya.
Baca juga: Cerita Balita yang Dilarikan ke RS Setelah 6 Hari Menghirup Asap dari TPA Sarimukti
“Tadinya ada, jadi enggak ada. Paralon itu untuk mengeluarkan gas metannya. Waktu tahun kemarin juga, kalau masih ada paralon itu, api keluar melalui paralon."
"Kalau dari puntung rokok, operator dan pemulung juga merokok, gak ada kejadian (kabakaran),” tutur Heri.
Akan tetapi, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengklaim kebakaran tersebut merupakan dampak kemarau yang saat ini sedang terjadi.
Sebab, kebarakan serupa tak hanya dialami di Bandung Barat saja, tapi di sejumlah wilayah lain di Jawa Barat.
“Tercatat di hari ini ada kebakaran walaupun kecil di TPA di Garut, Bekasi, Purwakarta, dan Subang,” ucap Emil, nama panggilan Ridwan Kamil, usai melakukan pantauan kebakaran di udara, Jumat (25/8/2023).
Sebelumnya, Emil dan Bupati Bandung Barat, Hengki Kurniawan sempat menuliskan di akun media sosialnya bahwa puntung rokok yang dibuang sembarangan adalah penyebab kebakaran TPA Sarimukti. Namun pernyataannya itu kemudian dianulir.
“Per hari ini kita belum 100 persen menyakini, tapi dari laporan di awal hari kelihatannya ada insiden itu, tapi secara ilmiahnya kami butuh waktu untuk membuktikannya,” sebutnya.
Kebakaran TPA Sarimukti berdampak pada kurang lebih 120.000 jiwa warga di sekitarnya.
Bupati Bandung Barat, Hengki Kurniawan telah menetapkan status Tanggap Darurat atas kebakaran TPA Sarimukti terhitung sejak Selasa (22/08) hingga Senin (11/09).
Sementara Pemerintah Provinsi Jawa Barat, menurut Emil, telah melakukan sejumlah upaya untuk menangani warga yang terdampak, baik secara kesehatan maupun ekonomi.
“Kita akan memberikan bantuan berupa sembako kepada mayoritas warga yang terdampak dan kebutuhan-kebutuhan lainnya."
"Dapur umum juga untuk hampir 500an warga terdampak dan relawan sudah kita siapkan hari ini,” kata Emil.
Baca juga: Ridwan Kamil Sebut Pemprov Jabar Siapkan TPA Darurat Imbas Kebakaran Sarimukti
Lebih lanjut Emil menyatakan pihaknya akan segera membuka tempat pembuangan sampah sementara bagi warga di empat kabupaten kota, yakni Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung, dan Kota Cimahi, yang pembuangan sampahnya terganggu karena kebakaran di TPA Sarimukti.
Dia mengatakan pemerintah saat ini sedang berupaya membuka akses jalannya dan akan diperlukan waktu dua hari.
“Jadi selama dua hari kepada kota kabupaten terdampak mohon menyesuaikan sambil paling cepat Minggu (27/8/2023) paling telat Senin (28/8/2023) pagi bisa membuang sampah secara normal dan berharap Minggu atau Senin 100 persen penanggulangan sampah sudah beres,” janji Emil.
Sementara mengenai penanganan kebakaran lebih lanjut, Emil menyatakan terus berkoordinasi dengan pihak terkait, termasuk BMKG untuk mengupaykan rekayasa cuaca agar turun hujan, bila kondisinya telah memungkinkan.
“Jika memungkinkan kalau awannya sudah banyak, kita akan rekayasa cuaca melalui teknologi modifikasi cuaca,” pungkas Emil.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.