Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Majalaya, Kota Dollar yang Pernah Berjaya di Industri Tekstil

Kompas.com - 24/12/2023, 21:57 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

Dengan menguasai 40 persen dari total produksi kain di Indonesia, Majalaya menguasai 25 persen dari 12.882 alat tenun mesin (ATM) di Jawa Barat pada akhir 1964.

Namun jika ditelusuri, pada saat yang sama para pengusaha tenun lokal sudah mulai kehilangan pengaruhnya.

Sehingga untuk mempertahankan kelangsungan produksi, banyak perusahaan lokal yang beralih ke sistem maklun.

Industri tenun rumahan juga sudah mulai tergeser dan bangkrut karena tidak mampu bersaing dengan produk yang dihasilkan oleh ATM.

Sementara dilansir dari pemberitaan Kompas.id (05/06/2023), masa keemasan Majalaya terjadi pada dekade 80-90-an.

Saat itu, sangat mudah menjual tekstil karena permintaan datang terus-menerus setiap hari. Pabrik juga tidak pernah kekurangan permintaan dari pasar dalam negeri, begitupun untuk memasuki pasar ekspor juga tidak sulit.

Terlebih ketika terjadi gejolak moneter tahun 1998, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang melemah justru menguntungkan. Dengan volume ekspor yang sama, eksportir TPT di Majalaya dapat mendulang pendapatan yang berlipat.

Bahkan untuk memenuhi permintaan pasar saat Lebaran, pabrik sudah bersiap dari 6 bulan sebelumnya. Untuk itu, pabrik akan sibuk dengan pekerja yang lembur sejak siang hingga malam.

Selain itu, antrean truk yang membawa barang biasanya akan terlihat mengular di sepanjang jalan Majalaya.

Ketua Asosiasi Pertekstilan Majalaya Aep Hendar menyebut bahwa julukan Kota Dollar saat itu memang tidak berlebihan.

”Kalau dulu Majalaya dijuluki Kota Dollar, ya, memang tidak berlebihan. Duitnya pengusaha tekstil itu dulu memang banyak,” ujar Aep, seperti dikutip dari Kompas.id.

Dulu, pabrik-pabrik di Majalaya ini memproduksi berbagai jenis TPT, mulai dari pakaian, celana, jaket, sarung, handuk, sprei, sorban, gamis, hingga kaus kaki.

Adapun kain sarung menjadi ciri khas produk TPT dari Majalaya,yang dahulu masih dikerjakan secara tradisional dengan alat tenun.

Penjualan produk TPT dari Majalaya pun pernah mencapai puncaknya. Produk tersebut tidak hanya dijual untuk memenuhi permintaan di seluruh penjuru Tanah Air, tetapi juga diekspor ke Asia Tenggara, Timur Tengah, Eropa, dan Amerika Serikat.

Untuk memenuhi permintaan tersebut, setiap pabrik rata-rata mempekerjakan 50-100 orang.

Namun, saat ini jumlahnya terus menurun karena banyak pabrik yang harus melakukan efisiensi dengan mengurangi jumlah hari produksi.

Julukan Kota Dollar yang Tinggal Kenangan

Kisah kejayaan industri tekstil Majalaya saat ini memang tidak semanis dulu. Beberapa menyebut julukan Kota Dollar hanya tinggal kenangan.

Saat ini, kondisi pabrik TPT di Majalaya memang sudah jauh berbeda dan tidak gemerlap seperti dulu.

Fenomena menurunnya industri TPT mulai terasa di tahun 2000-an saat negara-negara lain mulai kencang mengembangkan industri TPT di wilayahnya.

Tidak hanya itu, gempuran produk impor yang masuk ke dalam negeri di saat yang sama membuat posisi pengusaha industri TPT semakin terhimpit.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suami Pelaku Mutilasi Istri di Ciamis Sempat Tanyakan Keadaan Korban, Kini Diperiksa di RSJ Cisarua

Suami Pelaku Mutilasi Istri di Ciamis Sempat Tanyakan Keadaan Korban, Kini Diperiksa di RSJ Cisarua

Bandung
Kronologi Terungkapnya Identitas Jasad Mengambang di Cirebon

Kronologi Terungkapnya Identitas Jasad Mengambang di Cirebon

Bandung
 Video Viral Begal Bersenjata Beraksi Siang Bolong di Cimahi

Video Viral Begal Bersenjata Beraksi Siang Bolong di Cimahi

Bandung
Tarsum Dikirim ke RSJ Cisarua Bandung, Sempat Tanya Istrinya di Mana

Tarsum Dikirim ke RSJ Cisarua Bandung, Sempat Tanya Istrinya di Mana

Bandung
Indah Meninggal Tak Wajar, Keluarga Terpukul: Jangan Dibunuh Keponakanku

Indah Meninggal Tak Wajar, Keluarga Terpukul: Jangan Dibunuh Keponakanku

Bandung
Selesai Jalani Hukuman, WN China Terlibat Kasus Narkoba Dideportasi

Selesai Jalani Hukuman, WN China Terlibat Kasus Narkoba Dideportasi

Bandung
Kades Se-Jawa Barat Doakan Dedi Mulyadi Jadi Gubernur Jabar

Kades Se-Jawa Barat Doakan Dedi Mulyadi Jadi Gubernur Jabar

Bandung
Jabatannya Dipertaruhkan, Kadisdik Jabar Jamin PPDB 2024 Bebas Kecurangan

Jabatannya Dipertaruhkan, Kadisdik Jabar Jamin PPDB 2024 Bebas Kecurangan

Bandung
Jelang Pilkada Sumedang 2024, Politisi PPP-PDI-P Saling Lempar Pujian

Jelang Pilkada Sumedang 2024, Politisi PPP-PDI-P Saling Lempar Pujian

Bandung
Serang Petugas SPBU dengan Sajam, Anggota Geng di Bogor Ditangkap

Serang Petugas SPBU dengan Sajam, Anggota Geng di Bogor Ditangkap

Bandung
Pj Gubernur Jabar Minta Orangtua Siswa Laporkan Kecurangan PPDB 2024

Pj Gubernur Jabar Minta Orangtua Siswa Laporkan Kecurangan PPDB 2024

Bandung
10 Tahun Menanti, 2 Jemaah Haji Asal Bandung Barat Meninggal Dunia Sebelum Berangkat

10 Tahun Menanti, 2 Jemaah Haji Asal Bandung Barat Meninggal Dunia Sebelum Berangkat

Bandung
Jika PPDB 2024 Curang, Pj Gubernur Jabar: Kadisdik Diminta Mundur

Jika PPDB 2024 Curang, Pj Gubernur Jabar: Kadisdik Diminta Mundur

Bandung
Ditolak Rujuk, Mantan Suami Bakar Mobil dan Rumah Mantan Istri

Ditolak Rujuk, Mantan Suami Bakar Mobil dan Rumah Mantan Istri

Bandung
5 Hari Hilang, Perempuan Ditemukan Tewas dengan Tangan Diikat di Cirebon

5 Hari Hilang, Perempuan Ditemukan Tewas dengan Tangan Diikat di Cirebon

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com