Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Elektabilitas Terus Naik pada Pilkada Jabar, Dedi Mulyadi: Pemilih Ridwan Kamil Beralih ke Saya

Kompas.com, 20 Agustus 2024, 06:48 WIB
Putra Prima Perdana,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Bakal calon gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menanggapi hasil survei menjelang Pilkada Jawa Barat 2024 yang dilakukan lembaga survei Indo Riset pada tanggal 14 Agustus hingga 17 Agustus 2024.

Dedi mengatakan bahwa hasil survei Indo Riset yang memastikan tidak ada calon gubernur lain yang mampu menandingi elektabilitasnya saat ini merupakan bentuk dukungan warga Jawa Barat untuk dirinya.

"Hasil survei itu adalah potret warga Jawa Barat. Bisa dilihat bahwa survei itu menunjukkan tingkat kepercayaan masyarakat Jawa Barat," kata Dedi saat ditemui di Alun-alun Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (19/8/2024) malam. 

Baca juga: Survei Indo Riset: Tanpa Ridwan Kamil, Dedi Mulyadi Kokoh di Pilkada Jabar

Lebih lanjut, Dedi menjelaskan, tren peningkatan elektabilitasnya menjelang Pilkada Jabar saat ini tidak lepas dari pencalonan Ridwan Kamil pada Pilkada Daerah Khusus Jakarta. 

Sebab, Dedi menilai selama ini elektabilitasnya hanya bersaing dengan Ridwan Kamil dengan selisih di kisaran 5 hingga 12 persen di setiap hasil survei.

Ketika Ridwan Kamil dipastikan tidak akan ada pada Pilkada Jawa Barat, Dedi mengeklaim pemilih Ridwan Kamil beralih kepadanya karena masih dalam satu rumah, Koalisi Indonesia Maju (KIM). 

"Ketika Kang Ridwan Kamil ke Jakarta dan tadi sudah dideklarasikan menjadi calon gubernur Jakarta, maka itu secara otomatis pemilih kang Ridwan Kamil ke saya, termasuk ada pemilih Dedi Mizwar ada pemilih Dede Yusuf yang memang ketika mereka tidak menyalonkan, larinya ke saya, " tuturnya. 

Dedi menambahkan, ketika calon lain hanya berada di bawah lima persen seperti yang tergambar dalam hasil survei Indo Riset, maka semakin mengerucut potensi kemenangannya pada Pilkada Jawa Barat.

"Semakin kecil jumlah kandidat, maka elektabilitasnya makin naik. Ketika 10 nama saya 69 persen, ketika lima nama menjadi 76 persen dan ketika jadi 3 nama berubah menjadi 82 persen. Jadi kalau sisa hanya dua nama bisa 90 persen," tandasnya.

Lembaga survei Indo Riset merilis hasil survei menjelang Pilkada Jawa Barat 2024 yang dilakukan pada tanggal 14 Agustus hingga 17 Agustus 2024 menggunakan metode multi-stage random sampling kepada 600 orang sampel yang menjadi DPT tetap KPU. Adapun margin of error dalam survei ini sebesar +/- 4 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Alhasil, survei Indo Riset ini mengungkap siapa tokoh paling diuntungkan pada Pilkada Jawa Barat 2024 ketika Ridwan Kamil berangkat menuju Pilkada Jakarta. Nama Dedi Mulyadi pun dipastikan bakal unggul dominan di Jawa Barat dan saat survei dilakukan belum ada kompetitor yang mampu menyainginya di Pilkada Jawa Barat. 

Dalam pertanyaan top of mind, tingkat elektabilitas Dedi Mulyadi naik sebesar 13 persen  dari 21 persen  ke 34 persen. Sementara Ridwan Kamil yang sudah menyatakan tidak akan maju pada Pilkada Jawa Barat otomatis turun sebesar 26,2 persen dari 31,5 persen menjadi 5,3 persen.

Sementara dalam simulasi 11 nama, tingkat elektabilitas Dedi Mulyadi berada di angka 68,8 persen, sedangkan calon lain masih berada di bawah 6 persen. 

"Dengan situasi tersebut masih sangat berat bagi kompetitor lain untuk bersaing dengan Dedi Mulyadi," kata Direktur Indo Riset Roki Arbi dalam penyampaian hasil survei via aplikasi Zoom, Senin (19/8/2024). 

Begitu juga dalam simulasi 5 nama, Dedi Mulyadi juga masih unggul dengan elektabilitas di angka 76,8 persen. Sementara calon lain masih di bawah 10 persen.

Halaman:


Terkini Lainnya
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Bandung
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Bandung
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Bandung
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Bandung
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Bandung
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Bandung
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Bandung
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Bandung
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Bandung
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Bandung
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Bandung
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Bandung
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Bandung
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau