Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerajinan Bambu Tasikmalaya Tembus Pasar Eropa, Amerika dan Asia

Kompas.com, 25 Oktober 2024, 18:16 WIB
Irwan Nugraha,
Farid Assifa

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Produk kerajinan khas Kota dan Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, berhasil menembus pasar internasional di Eropa, Amerika, dan Asia.

Kerajinan anyaman mendong dari Kota Tasikmalaya telah diekspor ke Amerika, Jepang, dan Turki, sementara produk anyaman topi bambu dari Kabupaten Tasikmalaya berhasil terjual ke Italia.

Keberhasilan ini merupakan hasil dari peningkatan ekonomi melalui usaha rumahan masyarakat, yang didukung oleh sistem digital dalam pemasaran dan pembayaran yang digalakkan oleh Bank Indonesia (BI) Tasikmalaya.

Baca juga: Kisah Istri Perangkat Desa Tasikmalaya Gaji Rp 100.000 Sukses Jadi Pengusaha Kerajinan

Kepala Perwakilan BI Tasikmalaya, Laura Rulida, menjelaskan bahwa keberhasilan ini tidak terlepas dari dukungan pemerintah daerah di Priangan Timur, Jawa Barat.

"Selain produk unggulan yang berhasil tembus pasar internasional, terdapat 60 pelaku UMKM unggulan di Garut, Kabupaten/Kota Tasikmalaya, Ciamis, Banjar, hingga Pangandaran," jelas Laura dalam acara Pagelaran Kreasi Priangan Timur (PKPT) Puspa Kriya di Plaza Asia, Kota Tasikmalaya, pada Jumat (25/10/2024).

Laura menambahkan bahwa pelaku UMKM ini memiliki produk khas yang bervariasi, mulai dari kerajinan, kuliner, fashion, hingga komoditas alam endemik daerah.

Contohnya, manggis, buah endemik Indonesia dari Kabupaten Tasikmalaya, telah berhasil diekspor langsung ke China, dan produk kuliner olahan coklat Cocochip dari Kabupaten Pangandaran juga berhasil menembus pasar China.

Seluruh produk unggulan yang mencerminkan ciri khas tiap daerah di Priangan Timur ditampilkan dalam pameran PKPT yang merupakan hasil kerja sama antara BI, Dekranasda, dan Pemkot Tasikmalaya.

"Kegiatan ini bertujuan memperkuat sinergi di daerah Priangan Timur dalam membangun sistem UMKM digital yang berkelanjutan. Seluruh sistem pembayaran pun sudah non-tunai, sejalan dengan upaya BI memperluas digitalisasi sistem pembayaran melalui QRIS dan BI-Fast," tambah Laura.

Laura juga menekankan bahwa sistem digital ini dapat meningkatkan daya saing pelaku usaha di era digital yang semakin maju.

Oleh karena itu, pengembangan UMKM digital dianggap penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di daerah Priangan Timur.

"Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, Indonesia memiliki 65,5 juta UMKM, namun hanya 39 persen yang telah go-digital. Sinergi dan kolaborasi berbagai pihak sangat diperlukan untuk mempercepat digitalisasi UMKM dan memperkuat keberlanjutan usaha mereka," kata Laura.

Selain itu, Laura mengungkapkan bahwa BI terus mendukung dan mendampingi pelaku usaha melalui wadah binaan khusus.

Para pelaku usaha diarahkan untuk melek digital dan bertransaksi non-tunai melalui QRIS.

"Ya, di sini (pameran produk khas daerah) semua transaksi penjualannya sudah menggunakan QRIS," ungkapnya.

Halaman:


Terkini Lainnya
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Bandung
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Bandung
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Bandung
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Bandung
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Bandung
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Bandung
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Bandung
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Bandung
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Bandung
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Bandung
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Bandung
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Bandung
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Bandung
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau