Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bocah 12 Tahun Terbakar Api dari Cairan Alkohol, Polisi Periksa 8 Anak

Kompas.com, 10 April 2025, 09:59 WIB
Muhamad Syahri Romdhon,
Farid Assifa

Tim Redaksi

CIREBON, KOMPAS.com - Seorang anak berusia 12 tahun di Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, menjadi korban kecelakaan saat bermain.

Tubuh anak berinisial AY mengalami luka bakar yang menyebar di sebagian besar tubuhnya karena tersiram cairan alkohol yang terbakar api.

Sejumlah petugas Kepolisian Sektor Mundu menunjukkan lokasi peristiwa terbakarnya bocah berusia 12 tahun di Perumahan Taman Hasna, Kabupaten Cirebon, Rabu (9/4/2025) siang.

Mereka juga menunjukkan kronologi dan tahapan hingga api menyambar korban.

Baca juga: SDN 1 Karangasem Cilacap Terbakar, Diduga akibat Pembakaran Sampah

Ketua RW 11 Desa Pemengkang, Suhendra, menyampaikan bahwa kejadian bermula saat korban berinisial AY bermain api bersama sekitar 10 orang temannya pada hari Minggu (6/4/2025) siang.

Mereka menggunakan cairan yang mengandung alkohol tinggi.

Tak disangka, cairan dari dalam drigen yang dituang tersambar api.

Bocah berinisial AL pun melemparkan drigen berisi cairan kimia itu yang ada di tangannya.

Sayangnya, cairan itu terkena percikan api sehingga langsung membesar dan menyambar korban.

"Kejadiannya, sesuai saksi yang saya kumpulkan, tidak seperti yang digambarkan di luar sana, bilangnya sengaja disiram ke korban. Tidak. Jadi anak-anak sekitar 10 orang lagi bermain. Si A lagi menyiram cairan itu ke titik bakaran yang ada di tanah. Tiba-tiba tersambar, pecah (meledak) hingga A melempar drigen dan cairannya kemana-mana termasuk mengenai korban," kata Suhendra di lokasi, Rabu (9/4/2025) petang.

Selanjutnya, berdasarkan cerita anak-anak yang lain, korban AY ini panik dan menjerit kesakitan.

Dia langsung mencari kubangan air di belakang masjid.

Api berhasil padam, dan menyisakan luka bakar di sekujur tubuh korban.

Peristiwa itu langsung membuat Suhendra dan warga sekitar, yang sedang kerja bakti, panik.

Suhendra langsung meminta korban dibawa ke rumah sakit, sementara dirinya mengamankan anak-anak untuk mencari tahu awal mula kejadian.

Bahkan, Suhendra bersama beberapa pihak langsung berusaha mencari tahu kronologi dan asal cairan tersebut, yang ternyata berasal dari rumah yang telah lama tidak dihuni.

Kapolres Cirebon Kota, AKBP Eko Iskandar, menyebut bahwa dirinya sudah menerima laporan dari keluarga korban.

Dirinya juga langsung memeriksa sebanyak 8 orang anak yang bermain bersama korban.

Kedua delapan ini masih berusia 10 hingga 12 tahun dan diperiksa sebagai saksi.

Mereka mengakui bahwa peristiwa tersebut tidak sengaja dan sedang bermain bakar-bakaran bersama korban.

Namun tiba-tiba api menyambar, yang diduga karena kadar alkohol yang tinggi, sehingga daya sambarnya sangat sensitif.

"Anak korban ini sedang bermain api bersama teman-temannya. Kebetulan menggunakan cairan alkohol yang kadarnya masih tinggi. Terkena api sehingga korban ini terbakar. Ada 8 saksi anak yang sudah kami periksa," kata Eko di RSUD Gunung Jati usai menjenguk korban.

Karena berusia di bawah umur, polisi akan berkoordinasi dengan beberapa pihak lainnya untuk saling mendukung dan membantu penanganan kasus ini.

Katibi, Direktur Utama RSD Gunung Jati Kota Cirebon, menyebut korban diterima hari Minggu siang dan langsung mendapatkan penanganan medis.

Korban mendapatkan tindakan di hari Senin dan kondisinya berangsur-angsur pulih hingga saat ini.

Tingkat luasan luka bakar korban mengenai sebagian besar tubuhnya dari leher, dada, perut, tangan hingga kaki.

Baca juga: Rela Datang dari Cirebon, Seorang Gadis Dirampok dan Diperkosa Kekasih di Empat Lawang

Beruntung tingkat kedalaman terbakar di bagian kulit, sehingga dapat segera diselamatkan.

"Pertama masuk penuh luka bakar, dengan derajat satu dan dua, artinya masih relatif permukaan kulit. Luasan ya 30-40 persen dari permukaan tubuh. Dan kondisinya berangsur-angsur pulih," terang Katibi usai menjenguk korban.

Hingga saat ini, korban masih menjalani perawatan medis di ruang isolasi RSD Gunung Jati Kota Cirebon.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Bandung
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Bandung
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Bandung
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Bandung
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Bandung
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Bandung
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Bandung
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Bandung
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Bandung
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Bandung
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Bandung
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau