Pasalnya, jalan rusak ini sudah memakan sejumlah korban hingga jatuh di lokasi.
Dia bersama mahasiswa juga memasang spanduk bertuliskan protes dan kritik jalan rusak yang ditujukan kepada Bupati Cirebon.
Baca juga: Jalan Rusak Gelap Gulita, Warga Lebak Banten Tandu Jenazah 2 Kilometer
Aji Sudrajat, anggota ICMI, menyampaikan bahwa mereka telah melakukan aksi sejak hari Jumat lalu.
Mereka menuntut kepada pemerintah Kabupaten Cirebon untuk benar-benar fokus memperbaiki infrastruktur karena langsung berdampak pada masyarakat.
Mereka menawarkan solusi bahwa untuk jalan yang rusak dan mendesak, pemerintah harus segera melakukan penanganan meskipun bersifat ringan dan sementara.
Ini dilakukan agar warga tidak terdampak terlalu parah.
"Kritik kepada pemerintah, apabila tidak ada anggaran banyak, pemerintah harus segera melakukan penanganan ringan, baik pemeliharaan atau lainnya, karena banyak korban dari kerusakan jalan ini," kata Aji.
Iskandar, salah satu korban, mengaku berulang kali mengalami kerusakan di bagian ban dan kaki-kaki motor.
Dia yang setiap hari pulang pergi melintasi jalan Ki Natagama, juga beberapa kali melihat warga jatuh.
Menurutnya, jalan ini harus segera diperbaiki karena merupakan jalan utama yang menghubungkan Kecamatan Weru dengan Kecamatan Plered.
"Motor saya berulang kali bocor dan rusak kalau lewat sini. Dasarnya bukan aspal lagi, tapi bebatuan. Kemarin, hari Sabtu, ada bapak-bapak yang jatuh, kan kasihan," kata Iskandar.
Jalan ini juga menghubungkan dengan lokasi wisata Batik Trusmi.
Iskandar menyebut, kerusakan jalan ini sudah terjadi sejak lima tahun lalu.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang