BANDUNG, KOMPAS.com – Tumpukan sampah di Tempat Penampungan Sementara (TPS) Jalan Gempol Sari, Bandung Kulon, Kota Bandung, dikhawatirkan mengganggu proses *Merdeka Belajar Gampang* (MBG) di SMP Negeri 57 Bandung. Sampah di TPS tersebut telah dua tahun lebih tidak diangkut dan terus menggunung.
Camat Bandung Kulon, Dadang Setiawan, mengatakan TPS yang berada tepat di samping sekolah itu tak pernah diangkut sejak terjadinya kebakaran di TPA Sarimukti.
"Iya benar, tidak diangkut sejak dua tahun lebih sebelum darurat sampah di Kota Bandung kemarin," kata Dadang saat ditemui di lokasi, Senin (30/6/2025) sore.
Menurut dia, tumpukan sampah tersebut sudah mengganggu proses belajar-mengajar di SMPN 57 Bandung. Selain bau menyengat, kondisi itu juga memicu kekhawatiran kesehatan bagi para siswa.
Baca juga: Delapan Tahun Hidup di Dekat Pulau Sampah, Warga Tambakrejo Bertahan dalam Bau dan Janji
"Efeknya berpengaruh besar, apalagi untuk MBG. Takut berpengaruh kepada kesehatan lingkungan seperti banyak lalat dan juga bau. Anak-anak jadi berkurang nafsu makan dari keluhan lisan saja anak-anak sekolah," bebernya.
Dadang menyebut, volume sampah kini meluas ke lahan milik warga sekitar, dengan luas mencapai sekitar setengah hektar. TPS pun diputuskan ditutup atas permintaan warga.
"Kita tutup atas permintaan masyarakat yang punya lahan sebelah juga ada yang terdampak karena sampahnya overload, tanahnya jadi enggak laku kalau dijual," tuturnya.
Ia juga menyebut sampah di TPS tidak hanya berasal dari warga sekitar, tetapi juga dari luar wilayah Kota Bandung seperti Kabupaten Bandung dan Kota Cimahi.
"Yang membuang sampah ke sini ada juga dari luar Kota Bandung. Mereka curi-curi, kadang pakai motor roda tiga tapi ada juga yang perorangan," ucap Dadang.
Baca juga: Atasi Sampah di Bandung Raya, Pemprov Jabar Beli 84 Mesin Insinerator
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Bandung, Darto, menyampaikan bahwa pihaknya langsung menindaklanjuti instruksi Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, untuk membersihkan lokasi tersebut.
"Pak Wakil Wali Kota sudah datang ke lokasi kemarin, perintahnya dibereskan hari ini. Tadi sudah diangkut. Kita sediakan 30 rit truk yang kapasitas 6 kubik," ucap Darto.
Karena akses jalan sempit, truk berkapasitas kecil digunakan untuk pengangkutan. Namun, belum semua sampah bisa diangkut karena keterbatasan ritase ke TPA Sarimukti.
"Kita akan buang ke Sarimukti menggunakan ritase normal milik Pemkot Bandung yang 140 ritase. Karena kita mendahulukan sampah ini, pasti ada daerah lain yang tertunda pengangkutan sampahnya, tapi masih aman," ujarnya.
Untuk sampah yang belum terangkut di luar TPS, pihaknya akan mengajukan pengadaan mesin insinerator skala kecil.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang