BOGOR, KOMPAS.com - Rencana kenaikan tarif ojek online (ojol) sebesar 8-15 persen ternyata tak sepenuhnya disambut antusias oleh para pengemudi.
Sejumlah driver menilai kenaikan hanya akan menambah beban penumpang, tanpa benar-benar meningkatkan pendapatan di lapangan. Arif (35), contohnya.
Pengemudi ojol yang biasa mangkal di Jalan Tegar Beriman, Cibinong, Kabupaten Bogor, ini mengatakan, kenaikan tarif seharusnya diikuti dengan peningkatan pendapatan bersih pengemudi.
Sebab, kenaikan selalu hanya menguntungkan aplikator.
Baca juga: Rencana Tarif Ojol Naik 15 Persen, Pengemudi: Semoga Bukan Prank
"Kalau tarif naik, tetapi driver-nya tetap dapat Rp 10.400, ya buat apa? Yang naik itu biaya ke customer, bukan penghasilan kami," ujar Arif saat sedang antre perpanjang SIM gratis Hari Raya Bhayangkara di Cibinong, Selasa (1/7/2025).
Ia menyebut, tarif untuk perjalanan jarak dekat bisa mencapai Rp 15.000 di aplikasi, tetapi pendapatan bersih yang masuk ke driver hanya sekitar Rp 10.400.
Sisanya terpotong untuk biaya aplikasi, layanan, hingga promo-promo yang digelar oleh aplikator.
Menurutnya, kondisi di lapangan kian sulit karena orderan menurun selama musim liburan, ditambah persaingan antar-aplikator yang semakin ketat.
Ia berharap ada regulasi yang mampu memastikan kesetaraan tarif di antara platform ojol yang ada.
Baca juga: Driver Ojol Solo Dukung Rencana Kenaikan Tarif hingga 15 Persen: Sudah 10 Tahun Tak Naik
"Kalau benar mau naikkan tarif, ya hitungan dasarnya juga harus naik ke driver. Jangan bilang naik bisa untung ke kita, justru cuma jadi beban buat penumpang," tambahnya.
Sementara itu, pengemudi lain bernama Niko (38) menilai kenaikan tarif justru berpotensi menurunkan minat penumpang, apalagi jika kenaikan itu tidak disertai perbaikan sistem bagi hasil dari aplikator.
Sistem potongan yang makin besar dan dianggap tidak transparan. Saat ini, kata dia, tarif jarak dekat lebih rendah dibanding zaman dulu.
Masalah utamanya terletak pada banyaknya potongan dari sistem, bukan malah dijawab solusi kenaikan tarif.
Potongan yang tidak jelas. Biaya aplikasi, biaya layanan, semua makin besar.
Kata dia, hal ini seharusnya dibasmi.