Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Evakuasi Macan Tutul Masuk Desa, BBKSDA Jabar: Kami Kaji Sebab Masuk Permukiman

Kompas.com, 26 Agustus 2025, 18:36 WIB
Muhamad Syahri Romdhon,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

KUNINGAN, KOMPAS.com - Tim gabungan Damkar, BPBD, kepolisian, dan BBKSDA Provinsi Jawa Barat berhasil mengevakuasi macan tutul Jawa, Panthera pardus melas, yang nyasar dan masuk ke kantor Balai Desa Kutamandarakan, Kecamatan Maleber, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Kondisi desa yang sempat geger dan ramai kini kembali tenang.

Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Jawa Barat, Agus Arianto, menyampaikan bahwa proses evakuasi macan tutul Jawa ini sudah sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku.

Petugas membius hewan tersebut dengan dosis yang sesuai ukuran untuk memudahkan proses evakuasi.

Baca juga: Macan Tutul Turun Gunung Nyasar Masuk Gudang Eks Balai Desa Kuningan

"Kami sudah lakukan prosedur operasi, tim gabungan mengevakuasi dengan dilakukan pembiusan, pengecekan kesehatan, dan juga perilakunya," kata Agus saat ditemui media usai evakuasi, di halaman eks kantor balai desa Kutamandarakan, pada Selasa (27/8/2025) petang.

Agus menerangkan, proses evakuasi sempat terkendala karena kondisi masyarakat yang sangat antusias.

Pada saat yang sama, perlu dipahami, macan tutul Jawa adalah salah satu hewan yang sensitif terhadap keramaian.

Petugas kepolisian berhasil menenangkan warga beberapa saat sebelum proses evakuasi pemindahan dari ruangan ke kandang.

Setelah berhasil mengevakuasi, Agus menyebut macan tutul Jawa ini akan dibawa ke Lembang Zoo Bandung Barat untuk dilakukan rehabilitasi serta observasi oleh tim ahli.

Setelah dinyatakan pulih dan siap, macan tutul Jawa akan dilepasliarkan kembali ke alam terbuka.

Baca juga: Koloni Hiu Tutul Muncul di Perairan Pantai Pasuruan

Petugas juga akan menyiapkan titik lokasi yang cocok untuk habitatnya.

Agus belum dapat memastikan asal muasal macan tutul ini.

Dia juga berhati-hati menyimpulkan penyebab hewan yang dilindungi ini turun ke permukiman.

Hal ini akan dilakukan Agus bersama tim ahli terkait penyebab macan tutul turun ke pemukiman.

"Soal turun ke permukiman, nanti kami akan lakukan kajian dalam. Kalau prediksi nanti ke mana-mana, yang pasti makannya, habitatnya, nanti kami korelasikan. Kalau di sini hutan terdekat sekitar 2-3 kilometer," tambah Agus.

Macan Tutul tertangkap video kamera warga di Desa Kutamandarakan Kecamatan Maleber Kabupaten Kuningan Jawa Barat pada Selasa (26/8/2025) siang.Tangkap Layat Video Amatir Warga Macan Tutul tertangkap video kamera warga di Desa Kutamandarakan Kecamatan Maleber Kabupaten Kuningan Jawa Barat pada Selasa (26/8/2025) siang.

Halaman:


Terkini Lainnya
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Bandung
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Bandung
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Bandung
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Bandung
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Bandung
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Bandung
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Bandung
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Bandung
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Bandung
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Bandung
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Bandung
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Bandung
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Bandung
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau