BOGOR, KOMPAS.com - Kondisi jalan di Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, kini tampak lengang. Warga bersyukur tak lagi "makan" debu jalanan serta kemacetan kini sudah menghilang.
Truk yang biasanya memadati hampir setiap ruas jalan besar di Parung Panjang sejak pagi, sudah tidak lagi terlihat.
Hal ini dikarenakan kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang menghentikan sementara operasional perusahaan tambang di Parung Panjang per 26 September 2025.
Baca juga: Tutup Tambang Parung Panjang Bogor, Dedi Mulyadi: Sudah Lahirkan Banyak Orang Kaya...
Kompas.com mencoba menyusuri wilayah Parung Panjang dari arah Ciseeng, Rabu (1/10/2025) sore.
Dari Ciseeng, untuk masuk ke Parung Panjang akan melintasi dua wilayah terlebih dahulu, yakni Gunung Sindur dan Rumpin, dengan waktu tempuh satu jam lebih.
Di perbatasan wilayah Rumpin dengan Parung Panjang, biasanya dipadati truk tambang. Namun, kali ini truk-truk tersebut sama sekali tidak terlihat.
Masuk ke jantung wilayah Parung Panjang, tepatnya di Jalan M Toha, juga terlihat kondisi yang sama.
Baca juga: Dedi Mulyadi Setop Sementara Operasi Tambang di Parung Panjang Bogor
Truk tambang yang kerap berjajar di jalan dan membuat kemacetan sudah tidak tampak.
Arus lalu lintas di jalan tersebut cenderung lengang, hanya terlihat mobil dan motor serta sesekali truk kecil non-tambang melintas.
Debu jalanan yang biasanya berterbangan kini sudah berkurang.
Lebih ke dalam, menuju arah Cigudeg, terlihat banyak truk-truk tambang yang terparkir tak beroperasi.
Begitu juga dengan kondisi kios tambal, warung-warung, hingga kantong parkir khusus truk tambang yang terlihat sepi.
Salah satu warga, Elisa (46), mengaku senang dengan kondisi Parung Panjang saat ini setelah kebijakan dari Dedi Mulyadi yang menghentikan sementara aktivitas tambang.
Dengan kebijakan tersebut, kondisi jalan yang biasanya dipadati truk tambang kini lengang.
"Ya, senang gitu, gak macet gitu kendaraannya. Bagus sekarang. Debu juga tidak terlalu banyak," kata Elisa yang ditemui Kompas.com, Rabu.