“Kami juga membeli alat berat dengan jumlah banyak. Jadi operator bekas tambang bisa kami latih dan tempatkan di sektor PU atau PSDA,” ujarnya.
Selain itu, Pemprov Jabar juga akan melatih sebagian pekerja tambang menjadi tenaga pemadam kebakaran yang akan ditempatkan di berbagai kabupaten dan kota.
Boleh Marah, Asal Sabar
Dedi menegaskan bahwa pemerintah akan segera merealisasikan program bantuan dan rekrutmen tersebut dalam waktu dekat.
Ia meminta masyarakat untuk bersabar selama proses administrasi berlangsung.
“Mohon sabar, dalam seminggu ini kami akan segera bergerak untuk melakukan realisasi terhadap apa yang menjadi kebutuhan,” kata Dedi.
Dengan gaya khasnya yang blak-blakan, Dedi juga menyampaikan bahwa dirinya siap menerima kemarahan warga terkait kebijakan ini.
“Boleh ngambek terus, saya enggak apa-apa. Dibenci, dimarahi oleh warga juga enggak masalah. Yang penting saya berguna bagi kepentingan orang banyak,” ujarnya.
Kebijakan untuk Kepentingan Publik
Penutupan tambang di kawasan Cigudeg dan Rumpin dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat karena aktivitas penambangan dinilai telah menimbulkan dampak lingkungan dan sosial yang signifikan.
Meski kebijakan ini menimbulkan reaksi keras dari sebagian masyarakat, Dedi menegaskan bahwa langkah tersebut diambil untuk melindungi keseimbangan alam dan keselamatan warga dalam jangka panjang.
“Saya fokus pada warga yang kehilangan pekerjaan, kehilangan pendapatan, dan kehilangan kehidupan karena penutupan tambang. Tugas saya memastikan mereka tetap bisa hidup layak,” pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang