Dia membenarkan bahwa semua rumah warga di RW 11 terdampak. "Hampir semua kena," tambahnya.
Baca juga: Jalan Penghubung Putus Diterjang Longsor, Ratusan Warga Bandung Barat Terisolir
Meski begitu, wilayah tersebut memang kerap terdampak banjir, namun tergantung pada kondisi aliran Sungai Ciwidey.
Jika banjir, warga sudah bersiap membersihkan rumah hingga malam.
"Kalau rumah saya depannya pakai penghalang, kalau belum pakai bersihin rumah bisa sampai jam 03.00 WIB," ujarnya.
Dewi menyebut, banjir hari ini lebih parah dibandingkan dengan banjir yang terjadi pada tahun 2012.
"Kalau warga kita merasa yang paling parah itu tahun 2012, sekarang kayanya lebih parah," ucap Dewi.
Sementara itu, Rahmawati (39) mengaku kaget, karena air datang hanya dalam hitungan menit.
“Awalnya cuma air selokan yang naik, kami pikir biasa saja. Tapi dalam hitungan menit, air sudah sepaha orang dewasa. Kami panik karena belum sempat menyelamatkan banyak barang,” katanya.
Baca juga: Banjir 50 Cm Lumpuhkan Jalan Soreang–Banjaran Bandung, Ratusan Pengendara Terjebak Arus Deras
Rahmawati mengatakan, banjir kali ini merupakan yang tertinggi selama dua tahun terakhir.
Ketinggian air mencapai sekitar satu meter di beberapa titik, khususnya rumah-rumah yang berada lebih dekat dengan bantaran sungai.
“Saya langsung keluar. Airnya deras sekali. Kami takut kalau nanti makin naik,” ujarnya.
Hingga Kamis malam, air belum berangsur surut, lumpur tebal masih tampak di sebagian rumah warga.
Warga berharap pemerintah segera melakukan penanganan permanen pada area sungai untuk mencegah luapan serupa tidak lagi terjadi.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang