Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alarm Tak Berbunyi, Warga Pameuntasan Kaget Disergap Banjir Setinggi Satu Meter

Kompas.com, 5 Desember 2025, 06:14 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Icha Rastika

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Ratusan rumah warga di Kampung Ciseah Mekar, RT 1 RW 11, Desa Pameuntasan, Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, terendam banjir setinggi satu meter, Kamis (4/12/2025).

Hujan yang mengguyur wilayah Kabupaten Bandung sejak sore mengakibatkan aliran Sungai Muara Ciwidey meluap.

Pantauan di lapangan, luapan Sungai Muara Ciwidey yang melintasi jembatan sudah mulai surut.

Hanya saja, di bagian pemukiman warga masih tergenang dengan ketinggian beragam, mulai dari 50 sentimeter hingga satu meter lebih.

Baca juga: Banjir Satu Meter Kepung Sukarame, Bandung, Warga Akui Baru Pertama Mengungsi

Beberapa warga terlihat bergotong-royong membersihkan lipir dan air dari dalam rumah menggunakan alat seadanya.

Sementara itu, arus lalu lintas di jalur tersebut terputus.

Jalur tersebut menghubungkan antara Katapang menuju wilayah Kutawaringin, tepatnya di daerah Stadion Si Jalak Harupat (SJH).

Dewi Natalia (52), warga setempat, mengatakan hujan mulai turun pukul 14.00 WIB.

Saat itu, warga sudah mulai mengecek ke jembatan untuk melihat kondisi air.

Dia menyebut, kondisi aliran Muara Ciwidey tergantung pada kondisi cuaca di wilayah Ciwidey.

"Nah, kita kan suka nanya ke orang-orang di Ciwidey gitu. Situasi di Ciwidey itu gimana, aman enggak? Tadi dapat info katanya ada longsor sama air, pokoknya air siap-siap gitu. Terus kita cek juga ke jembatan," ujarnya ditemui di lokasi, Kamis (4/12/2025).

Kondisi rumah warga di Kampung Ciseah Mekar, RT 1 RW 11, Desa Pameuntasan, Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, terendam banjir setinggi satu meter akibat luapan sungai muara Ciwidey, Kamis (4/12/2025)KOMPAS.COM/M. Elgana Mubarokah Kondisi rumah warga di Kampung Ciseah Mekar, RT 1 RW 11, Desa Pameuntasan, Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, terendam banjir setinggi satu meter akibat luapan sungai muara Ciwidey, Kamis (4/12/2025)

Alarm tak berbunyi

Dewi dan warga lainnya sempat menunggu bunyi alarm penanda banjir yang terpasang di jembatan.

Namun, hingga air datang, alat tersebut tidak kunjung memberikan peringatan.

"Nah, di jembatan. Ternyata airnya sudah tinggi, tapi di situ kan ada yang bunyi gitu ya. Tapi itu enggak bunyi-bunyi gitu. Terus kenapa ini kapan bunyinya gitu," katanya.

Selain alarm, kata Dewi, pemerintah sudah menyiapkan perangkat untuk menahan lajur aliran sungai agar tidak meluap. "Semacam tanggul sungai, dari karung, tapi untuk hari ini ya kaya gini," ungkapnya.

Dia membenarkan bahwa semua rumah warga di RW 11 terdampak. "Hampir semua kena," tambahnya.

Baca juga: Jalan Penghubung Putus Diterjang Longsor, Ratusan Warga Bandung Barat Terisolir

Meski begitu, wilayah tersebut memang kerap terdampak banjir, namun tergantung pada kondisi aliran Sungai Ciwidey.

Jika banjir, warga sudah bersiap membersihkan rumah hingga malam.

"Kalau rumah saya depannya pakai penghalang, kalau belum pakai bersihin rumah bisa sampai jam 03.00 WIB," ujarnya.

Lebih parah 

Dewi menyebut, banjir hari ini lebih parah dibandingkan dengan banjir yang terjadi pada tahun 2012.

"Kalau warga kita merasa yang paling parah itu tahun 2012, sekarang kayanya lebih parah," ucap Dewi.

Sementara itu, Rahmawati (39) mengaku kaget, karena air datang hanya dalam hitungan menit.

“Awalnya cuma air selokan yang naik, kami pikir biasa saja. Tapi dalam hitungan menit, air sudah sepaha orang dewasa. Kami panik karena belum sempat menyelamatkan banyak barang,” katanya.

Baca juga: Banjir 50 Cm Lumpuhkan Jalan Soreang–Banjaran Bandung, Ratusan Pengendara Terjebak Arus Deras

Rahmawati mengatakan, banjir kali ini merupakan yang tertinggi selama dua tahun terakhir.

Ketinggian air mencapai sekitar satu meter di beberapa titik, khususnya rumah-rumah yang berada lebih dekat dengan bantaran sungai.

“Saya langsung keluar. Airnya deras sekali. Kami takut kalau nanti makin naik,” ujarnya.

Hingga Kamis malam, air belum berangsur surut, lumpur tebal masih tampak di sebagian rumah warga.

Warga berharap pemerintah segera melakukan penanganan permanen pada area sungai untuk mencegah luapan serupa tidak lagi terjadi.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Bandung
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Bandung
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Bandung
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Bandung
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Bandung
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Bandung
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Bandung
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Bandung
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Bandung
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Bandung
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Bandung
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Bandung
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Bandung
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau