KOMPAS.com - Bentrokan warga dan aparat kepolisian terjadi di Dago Elos Bandung, Jawa Barat, pada Senin (14/8/2023).
Suasana mulai memanas usai warga memblokade jalan karena tak puas laporan mereka soal sengketa tanah tak digubris aparat kepolisian.
Sementara itu, bentrokan pun tak terhindarkan saat ada lontaran gas air mata di tengah negosiasi warga dan polisi berlangsung.
Baca juga: Polisi Tangkap 7 Orang Buntut Kerusuhan di Dago Bandung
"Lontaran gas air mata pertama kita gak bubar kita masih coba kondusif, kita maju ke depan itu bukan massa yang maju ke depan, bukan. Tapi memang kebetulan kuasa hukum mempertanyakan ini intruksi siapa?," tanya Ketua Forum Dago Melawan, Angga Sulistia Putra (38) saat ditemui di Dago elos, Kota Bandung, Selasa (15/8/2023).
"Tapi orang Polda gelagapan dan dia serasa tidak tahu instruksi siapa, malah membalikan pertanyaan ke kita, mungkin itu dari warga. Sekarang logikanya sederhana, siapa yang punya gas air mata? Warga?" ucapnya.
Baca juga: Mahasiswa dan Tim Advokasi Ditangkap Polisi Setelah Kerusuhan di Dago Bandung
Sementara itu, menurut Angga, saat itu lontaran gas air mata mengarah ke posisi warga. Posisi warga terkepung karena polisi berada di depan dan belakang.
"Kita dikepung depan belakang, depan itu dari arah bawah dan belakang pertigaan yang ada jalan ke bawah. Di situlah pertama kali gas air mata dilontarkan ke posisi warga," ujarnya.
"Di pertigaan itu dilontarkan, sebetulnya yang kita tahu polisinya menggunakan kendaraan bermotor yang kedua lontarannya dari jarak jauh mungkin sekitar 2-3 lontaran yang mana 1 kali lontaran itu nyasar ke bangunan warga sekitar sana," tambahnya.
Baca juga: Beredar Video Polisi Dobrak Warga Setelah Kericuhan di Dago Bandung
Sementara itu, Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Budi Sartono menjelaskan, malam itu pihak kepolisian mengaku mendapat lemparan batu dan botol dari salah satu kelompok yang dinilainya bukan warga Dago Elos.
"Yang pasti kami dapat lemparan batu dengan botol, ada botol sekarung dan ada anggota kami ini terluka kena batu, kami yang pasti tidak melakukan tindakan tegas pada warga, tapi pada pelaku yang melakukan anarkis," katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, polisi terus berupaya memukul mundur massa pukul 22.45 WIB.
Akhirnya barikade polisi perlahan maju dan kendaraan water cannon menyemprotkan air ke kerumunan untuk membubarkan massa.
Setelah sempat mendapat perlawanan warga, polisi akhirnya berhasil mengamankan kondisi sekitar pukul 23.59 WIB.
Saat itu massa terlihat berlarian ke pemukiman di sekitar terminal.