Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Pemprov Jabar Kurangi Volume Pengangkutan Sampah Usai Kebakaran TPA Sarimukti

Kompas.com - 18/09/2023, 16:16 WIB
Faqih Rohman Syafei,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan menggalakan program pemilahan sampah dari rumah, minimal organik dan anorganik. Pemilihan dilakukan untuk mengurangi pengangkutan sampah ke TPA Sarimukti.

Penjabat (Pj) Gubernur Jabar, Bey Triadi Machmudin mengatakan, pemilihan ini untuk mengurangi volume sampah rumah tangga dari wilayah Bandung Raya yang dibuang ke TPA Sarimukti.

"Kita akan masifkan melakukan gerakan dari rumah untuk memilah-memilah sampah, terutama organik. Jadi dari hulunya kita mulai mengurangi sampah," ujarnya usai rapat pengendalian inflasi daerah (TPID) tingkat provinsi di Gedung Sate, Senin (18/9/2023).

Baca juga: Zona Pembuangan Sampah Darurat di TPA Sarimukti Ditambah, Kapasitas 23.000 Ton

Dia menjelaskan, gerakan pemilahan ini harus dilakukan karena daya tampung TPA Sarimukti pascakebakaran hebat sejak Sabtu (19/8/2023) berkurang drastis. Hal ini berdasarkan kajian dari para akademisi.

"Sampah dari Bandung Raya tidak bisa semuanya ke sana. Pak Sekda sudah rapat dengan Pemda Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Bandung Barat, dan Kota Cimahi hanya 50 persen yang bisa ke Sarimukti," ucapnya.

Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jabar, Prima Mayaningtyas mengatakan, kondisi kebakaran TPA Sarimukti saat ini sudah 60 persen tertangani. Meski demikian, pihaknya terus berupaya memadamkan api di gunung sampah.

Baca juga: Pemprov Jabar Siapkan Rp 5,8 Miliar untuk Atasi Kebakaran TPA Sarimukti

"Laporan terakhir sudah menyusut, jadi kenapa sulit padam karena di TPA Sarimukti ada sampah sebanyak 2.000 ton per hari. Kalau kita hitung berarti sekitar 15 juta kubik yang ada di sana. Penumpukan gas metan juga sangat tinggi," ucapnya.

Saat ini, api di permukaan sampah sudah tidak ada. Namun bara masih muncul dalam tumpukan. Pihaknya juga sudah membuat sekat-sekat untuk menghalau penyebaran api.

Prima menyebutkan, pemadaman api masih dilakukan dengan metode water bombing. Sebanyak 3.045 liter air sudah disiramkan dari udara.

"Sekarang akan kembali dilakukan water bombing, hari ini akan dilakukan kembali. Penutupan lumpur dibantu BBWS kita juga terus lakukan dibantu oleh kabupaten/kota juga berkontribusi untuk truk yang mengangkut lumpur," pungkas dia.

 

Selain itu, penggunaan foam dilakukan untuk meminimalisir api kembali menyebar ke area yang sudah padam. 

 

"Penutupan lumpur kita maksimalkan, juga ada foam pengikat api. Namun karena kondisi angin kencang,  berpotensi menimbulkan kembali api. Ini yang saat ini terus kita jaga," pungkas Prima.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com