Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waduk Darma Kuningan: Sejarah, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kompas.com - 08/04/2024, 19:52 WIB
Dini Daniswari

Editor

KOMPAS.com - Waduk Darma Kuningan terletak di Desa Jagara, Kecamatan Darma, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Waduk Darma Kuningan yang juga berfungsi sebagai pengairan ini menjadi salah satu wisata andalan di Kabupaten Kuningan.

Tempat wisata ini sering dikunjungi dalam perjalanan mudik terutama saat melintasi Jalan Raya Cirebon-Kuningan-Ciamis.

Waduk Darma Kuningan

Sejarah Waduk Darma Kuningan

Waduk Darma Kuningan menampung air dari beberapa sungai, seperti Sungai Cisanggarung, Cinangka, Cikalapa, dan Cireungit.

Waduk tersebut merupakan danau yang berfungsi sebagai pengairan, salah satunya pengairan sawah.

Berdasarkan cerita yang berkembang, Waduk Darma Kuningan berawalnya dari sebuah danau kecil yang terbentuk sekitar 1800-an.

Pada zaman dahulu, masyarakat sekitar memanfaatkan waduk untuk mengairi sawah, mencari ikan, dan melakukan berbagai kegiatan lainnya.

Sekitar tahun 1920-an, pemerintah Hindia Belanda berdasarkan saran dri pengelola pabrik gula mengubah danau kecil menjadi waduk, Tujuan supaya memiliki manfaat lebih luas.

Panorama bukit dan hamparan waduk di Kawasan Wisata Waduk Darma di Kuningan, Jawa Barat..KOMPAS.com/RIFQI AUFAL SUTISNA Panorama bukit dan hamparan waduk di Kawasan Wisata Waduk Darma di Kuningan, Jawa Barat..

Adapun, proses pembangunan waduk sempat terhenti karena kekuasaan Belanda diambil alih oleh Jepang pada tahun 1942.

Baca juga: 5 Aktivitas Seru di Waduk Darma Kuningan

Setelah mangkrak bertahun-tahun, pembangunan dilanjutkan kembali oleh Pemerintah Indonesia. Pengerjaan dimulai pada tahun 1958 hingga selesai, kurang lebih memakan waktu empat tahun.

  • Kisah Waduk Darma Kuningan

Kisah lain mengenai Waduk Darma Kuningan terkait dengan legenda Mbah Dalem Cageur.

Secara turun temurun, masyarakat Kuningan menceritakan bawah Waduk Darma Kuningan berawal dari tempat bermain putra kesayangan Mbah Dalem Cageur, yaitu Pangeran Gencay.

Pada saat pembuatan bendungan, konon Mbah Dalem Cageur memberikan sajian untuk jamuan dalam jumlah besar.

Bahkan, proses menanak nasi dilakukan di salah satu bukit yang hingga saat ini dinamai Bukit Pangliwetan.

Mbah Dalem Cageur juga membuat perahu berukuran bersar dari kayu jati. Perahu tersebut digunakan Pangeran Gencay dan teman-temannya bermain di waduk.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com