Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jatuh Bangun Pengasuh Ponpes Ubah Limbah Aren Jadi Media Tanam Jamur Merang, Kini Hasilkan 80 Kg Jamur Per Hari

Kompas.com - 06/07/2022, 06:06 WIB
Candra Nugraha,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

Saat itu, lanjut dia, pesantrennya mengikuti even One Produk One Pesantren. Hasilnya, dia menyabet juara 1 se-Jabar.

"Dari situ, saya mulai banyak kenalan," ucapnya.

Irfan kemudian mendapat bimbingan dari LIPI Yogyakarta dan Bank Indonesia.

"Setelah saya paparkan sampai mana (perjuangan memproduksi jamu merang), terungkap permasalahan pascapanen, kami butuh mesin (agar jamur awet)," katanya.

Baca juga: Enggan Undang Investor, Warga Bangka Barat Buat Usaha Tambang Timah Sendiri

Irfan menanyakan ihwal harga mesin pengalengan jamur ke LIPI Yogyakarta. Saat itu, kata dia, harganya cukup fantastis, yakni Rp 2 miliar.

"Setelah konsultasi, dibuat prototipe atau percontohan mesin skala kecil, skala rumah tangga.  Harganya Rp 400 juta," jelasnya.

Jamur yang mempunyai sifat cepat rusak, setelah menjalani proses pengalengan menjadi tahan lama. Bahkan bisa tahan sampai 1 tahun.

"Setelah pengalengan ini, kita bisa masuk pasar modern se-Indonesia," katanya.

Namun permasalahan kembali muncul. Irfan harus menempuh perizinan, diantaranya izin dari BPOM dan izin halal.

"Kalau izin sudah keluar, pasar sangat terbuka lebar," katanya.

Hasil dari penjualan jamur merang, lanjut Irfan, digunakan untuk kepentingan pendidikan para santri, di antaranya membangun kobong, beasiswa santri.

"Mungkin ini berkah doa santri," katanya.

Baca juga: Kisah Uuk: Usaha Kuliner Terdampak Minyak Goreng Langka, Jualan Masker Ada Pelonggaran

Deputi Kepala Perwakilan BI Tasikmalaya, Nurtjipto menyampaikan apresiasi ihwal upaya Ponpes Raudhatul Irfan dalam mengolah limbah menjadi barang bernilai ekonomi.

Dalam membantu pesantren untuk memproduksi jamur merang, Bank Indonesia memberi bantuan mesin pengolahan jamur.

Dengan mesin ini, produk kemasan jamur akan bernilai lebih tinggi.

"BI memiliki kebijakan untuk mendorong ekonomi pesantren melalui pengembangan berbagai ekonomi usaha," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com