Penggantian sedotan plastik ke kertas misalnya, kata Prawitya, pada awalnya mendapat lebih dari 200 keluhan dalam satu bulan.
Sebab, konsumen belum terbiasa dengan menyantap menggunakan sedotan kertas. Bahkan pihaknya sampai harus membuat iklan di televisi untuk menjelaskan persoalan itu.
Namun karena Nestle Indonesia berkomitmen mengurangi material plastik pada kemasan produk, maka penggantian sedotan plastik ke kertas dilakukan. Meskipun biayanya membengkak empat kali lipat.
Baca juga: Di Warung Mbah Min Semarang, Sampah Plastik Bisa Ditukar dengan Satu Porsi Nasi dan Lauk
"Harga material kertasnya di Indonesia masih mahal. Padahal produsennya ada di Indonesia. Karena itu kami berharap perusahaan (makanan dan minuman) lain juga melakukan hal serupa agar harga bahan baku sedotan kertas lebih kompetitif lantaran produknya melimpah," ungkap Prawitya.
Dia menargetkan seluruh kemasan produk Nestle Indonesia menggunakan material yang bisa didaur ulang pada 2025.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.