"Itu salah satu faktor yang mengakibatkan produksi menurun untuk sekarang ini, selain dari cuaca, mungkin pemupukannya juga kurang, perawatannya kurang, itu sih sistem petaninya yang harus diperbaiki," jelasnya.
Antisipasi, longsor khususnya di daerah Lebak Muncang, ia mengatakan para petani dipastikan menanam pohon atau memilih lahan perkebunan yang masih terdapat banyak pohon.
"Kalau di sini sangat sedikit sekali rawan longsor, karena kebun kami berada dinaungi pepohonan rapat. Jadi untuk longsor sendiri sangat minimal lah di sini mah," ujarnya.
Sejak tahun 2021 para petani telah bekerjasama dengan pelbagai pihak untuk menghidupkan kembali kopi di wilayahnya.
Baca juga: Kisah Abdul Walid, Rangkul dan Berdayakan Ratusan Petani Kopi Se-Jawa Tengah
Saat ini, kata Agus, dalam sebuah lahan ditanam sekitar 24 ribu benih kopi.
"Nah setelah 6 bulan kita bagikan, lalu kita semai lagi. Jadi pertahun itu minimalnya 48 ribu harus dialokasikan ke petani," ungkapnya.
Agus berharap pemerintah memperhatikan semua komoditi baik sayuran hingga kopi agar bisa menjadi salah satu pendorong geliat ekonomi pasca pandemi Covid-19.
"Saya harap bisa dibangkitkan lah soal kopi ini, semua komoditi harus di dorong di masa kebangkitan ekonomi saat ini," terang dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.