Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhat Warga Kompleks Griya Bandung Indah, Terpaksa Beradaptasi dengan Banjir Menahun

Kompas.com - 03/11/2022, 12:24 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

Tidak hanya itu, ia masih mengingat kala sang adik masih bersekolah di SD GBI. Ia harus menyaksikan sang Adik dan siswa yang lain harus berjibaku dengan banjir tersebut.

Ketinggian banjir yang melanda beberapa RW di Komplek GBI, kata dia, memiliki ketinggian yang berbeda-beda.

"Kalau yang dekat SD GBI itu paling parah kena banjirnya, ketinggiannya beda-beda, ada yang semata kaki anak-anak, sebetis orang dewasa terus memang yang di SD tanahnya paling rendah jadi sering parah juga," ujar dia.

Baca juga: Saat Anak-Anak di Riau Terjang Banjir ke Sekolah, Takut tapi Ingin Belajar

Meski sudah ada pompa penyedot air, lanjut teguh, ketika banjir besar alat bantu tersebut seolah tidak berfungsi.

Biasanya, banjir baru akan surut setelah berhari-hari, apalagi ketika hujan turun deras.

"Penanganan paling di kasih pompa pendorong di beberapa titik, tapi kalau banjirnya gede kurang maksimal bahkan cenderung gak berfungsi," terangnya

Menurutnya, belum ada penanganan yang sifatnya optimal. Drainase yang berada di depan Komplek pun, kata dia, kondisinya kurang baik sehingga terjadi sedimentasi.

"Singkatnya mah air terjebak. Kita mah sekarang menunggu surut aja," bebernya.

Baca juga: 6 Kecamatan di Aceh Tamiang Terendam Banjir, Puluhan Warga Mengungsi

Teguh mengaku sudah geram dan lelah dengan banjir tersebut. Pasalnya, bukan hanya menganggu anak-anak yang bersekolah.

Warga masyarakat pun ikut terganggu, lantaran ketika banjir datang harus mencari alternatif lain untuk menuju rumah.

Belum lagi, ia khawatir adanya penyakit yang ditimbulkan akibat banjir tersebut.

"Kita juga sudah bosen, sudah capai juga lah, ditambah takut timbul penyakit, ya pengen hidup normal lah gitu. Ini sangat merepotkan, aktivitas pasti keganggu, anak sekolah sekolah diliburkan, kalau yang kerja terhambat, teruskan kalau banjirnya gede jalan arah SD itu pasti diportal harus cari jalan alternatif lain, kan ini kompleks jalan terhubung satu sama lain, dengan diportal jadi terhambat," tambahnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com