TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Penjabat (Pj) Wali Kota Tasikmalaya Cheka Virgowansyah, mengaku berhasil memanen perdana ternak maggot alias belatung untuk pakan berbahan sampah organik sebanyak 1,5 ton.
Sampah organik itu berhasil dikumpulkan dalam waktu 15 hari di hampir 50 titik pengumpul sampah se-Kota Tasikmalaya.
"Ini awal yang baik. Hampir 1,5 ton sampah yang sudah terserap dari 50 titik. Ini bukti kalau kita bergerak bersama-sama pasti bisa. Per hari ini juga akan kita tambahkan 100 titik baru untuk memperbesar serapan sampahnya," jelas Cheka di Tasikmalaya, Kamis (12/1/2023).
Baca juga: Wagub Uu Larang Penjualan Chiki Ngebul di Jabar, Keracunan di Tasikmalaya Harus Jadi yang Terakhir
"Jadi Kota Tasikmalaya akan bersih dan masyarakat sadar buang sampah," tambah dia.
Cheka menambahkan, dalam waktu dekat akan mendapatkan data hasil sampah yang dikumpulkan per harinya dari para peternak maggot.
Sampah organik yang berhasil dikumpulkan masyarakat nantinya akan langsung dibawa para peternak maggot.
Maggot hasil ternak sendiri selama ini dibeli langsung oleh Koperasi Kodim 0612 Tasikmalaya dengan harga Rp 6.000 per kilogram.
Baca juga: Proyek Rp 13 Miliar Poliklinik RSUD Soekardjo Tasikmalaya Mangkrak, Layanan Terganggu
"Secara ekonomi, masyarakat yang beternak maggot sudah siap (ada yang) membelinya. Per kilogram harganya sekitar Rp 6.000 oleh Koperasi Kodim 0612 Tasikmalaya," pungkasnya.
Barga penerimaan maggot hasil ternak sendiri lebih mahal dibanding harga pasaran saat ini Rp 5.000 perkilogramnya.
Sehingga dalam waktu 2 pekan saja masyarakat yang menernak maggot akan bisa langsung menjualnya ke Koperasi Kodim 0612 Tasikmalaya.
"Iya itu harga sudah sesuai hasil kesepakatan antara Pemkot Tasikmalaya dengan Kodim 0612 Tasikmalaya," tambahnya.
Kerja sama ini secara tidak langsung akan menciptakan ekosistem pengelolaan sampah organik dari hulu hingga ke hilir.
Sebelumnya, Penjabat (Pj) Wali Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Cheka Virgowansyah, mengaku sangat fokus dalam penanganan pengendalian sampah di wilayahnya sejak dirinya dilantik 2 bulan lalu.
Pihaknya terus mencari formula terbaik pengendalian sampah salah satunya dengan bekerjasama dengan para peternak maggot di Kota Tasikmalaya.
Maggot sendiri sejenis belatung hasil pembusukan sampah organik yang selama ini memiliki harga jual untuk menjadi pupuk, pakan hewan, dan ikan.
Pemkot Tasikmalaya menilai akan mampu mengendalikan 10 ton sampah organik per hari menjadi barang yang bermanfaat bagi masyarakat untuk dikelola para pembudidaya maggot.
"Iya, alhamdulillah kita sudah memanggil para pengusaha atau pembudidaya maggot untuk membantu pengendalian sampah organik menjadi barang bermanfaat dan berharga jual bagi masyarakat. Kita akan mampu mengurangi 10 ton sampah per hari dan dibawa untuk dimanfaatkan oleh peternak maggot," jelas Cheka kepada wartawan di kantornya, Minggu (8/1/2023).
Dengan demikian, lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ciangir yang dimiliki Kota Tasikmalaya tak akan mudah overload.
Soalnya, yang biasanya 10 ton per hari sampah organik berakhir di TPA akan beralih dibawa oleh para peternak maggot.
"Ini sudah berjalan dengan antusias para peternak maggot di Kota Tasikmalaya yang tinggi. Kita pun terus fasilitasi supaya para pembudidaya mudah mendapatkan sampah organik," tambah Cheka.
Ke depannya, kata Cheka, sesuai dengan koordinasi Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) pengelolaan maggot ini akan difasilitasi oleh Koperasi Kodim 0612 Tasikmalaya.
Sehingga, selain penanganan sampah akan terkendali juga hal ini akan memberikan dampak positif bagi masyarakat.
"Iya nantinya akan dikoordinasikan dengan Koperasi Kodim 0612 Tasikmalaya untuk memfasilitasi para peternak maggot dan instansi terkait akan menyiapkan sampah organiknya," tambah dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.