Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ritual Bersih Rupang di Wihara Welas Asih Cirebon, Momen Bersihkan Jiwa Jelang Imlek

Kompas.com, 16 Januari 2023, 14:02 WIB
Muhamad Syahri Romdhon,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

CIREBON, KOMPAS.com – Sejumlah warga Tionghoa di Kota Cirebon, Jawa Barat melakukan ritual pembersihan Rupang di wihara Dewi Welas Asih, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Jawa Barat, pada Senin (16/1/2023) pagi.

Agenda yang dilakukan lima hari menjelang tahun baru imlek ini bermakna penghormatan terhadap leluhur dan pembersihan jiwa.

Sejumlah warga yang mengikuti Ritual Bersih Rupang di wihara Dewi Welas Asih, tampak penuh suka cita.

Mereka memulai dengan menyiapkan alat dan bahan. Mulai dari menyiapkan air dalam wadah, kemudian ditaburi bunga melati, aneka kembang hingga mencampurkan minyak wangi di tiap wadah agar harum semerbak.

Baca juga: Awali Rangkaian Imlek, Etnis Tionghoa di Semarang Gelar Ritual Melepas Dewa

Satu persatu warga terus mendatangi wihara untuk turut serta membersihkan rupang. Mereka mencuci satu persatu rupang dengan air bunga, serta mengelapnya dengan kain.

Mereka juga menggunakan cotton bud untuk membersihkan tiap detail lekukan rupang.

Di bagian lain, sekelompok orang tampak membersihkan sejumlah altar tempat di mana rupang diletakkan.

Pembersihan rupang, altar, dan juga beberapa sarana ibadah yang mudah dijangkau, dikerjakan oleh para wanita. Sementara sebagian pria membersihkan plafon dan genting untuk memastikan seluruh bagian bersih dan aman dalam pelaksanaan Imlek mendatang.

Mereka meyakini, hari ini, para rupang sudah naik ke langit untuk melakukan pencatatan amal baik dan buruk.

Lusiana Sow, Wakil Ketua Wandani (Wanita Theravada Indonesian) Cabang Kota Cirebon menyampaikan, pembersihan rupang merupakan momen pembersihan atau menyucikan jiwa menjelang tahun baru.

Para warga yang hendak membersihkan rupang harus berpuasa tidak boleh mengonsumsi makanan hewani dan menggantinya dengan vegetarian.

“Kami semua sebelum Bersih Rupang satu hari sebelumnya dan hari ini Vegetarian. Kami tidak boleh memakan yang bernyawa, sehingga hanya memakan vegetarian. Maknanya adalah dalam proses pembersihan jiwa tidak boleh membunuh hewan hidup. Kita harus belajar menahan hawa nafsu tidak memakan yang bernyawa,” kata Lusiana saat ditemui Kompas.com.

Sejumlah Pengurus dan Anggota Wandani Kota Cirebon turut serta pada ritual Bersih Rupang di Vihara Dewi Welas Asih, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Jawa Barat, Senin (16/1/2023). Mereka meyakini bersih rupang sebagai wujud berbakti kepada leluhur sekaligus pembersihan jiwa menjelang Imlek lima hari mendatang.KOMPAS.com/MUHAMAD SYAHRI ROMDHON Sejumlah Pengurus dan Anggota Wandani Kota Cirebon turut serta pada ritual Bersih Rupang di Vihara Dewi Welas Asih, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Jawa Barat, Senin (16/1/2023). Mereka meyakini bersih rupang sebagai wujud berbakti kepada leluhur sekaligus pembersihan jiwa menjelang Imlek lima hari mendatang.

Lili Wahyuni, Sekretaris Wandani menyebut, selain pembersihan rupang, warga juga melaksanakan bakti sosial berbagi sembako kepada banyak warga di berbagai tempat. Seluruh kegiatan ini merupakan bentuk atau wujud berbakti para umat pada leluhur.

Lili mencontohkan, dia membersihkan dewa yang bertugas memberikan kesembuhan pada manusia. Lili membersihkan patung tersebut seraya berdoa dan mengucapkan terimakasih atas kesehatan yang telah diberikan selama ini.

“Kita berbakti kepada para leluhur kami. Kami bersihkan agar tetap terjaga, bersih, dan terawat. Karena berkat jasa mereka, dirinya serta umat lainnya senantiasa sehat, dan penuh keberkahan,” kata Lili kepada Kompas.com.

Baca juga: Perayaan Imlek, Etnis Tionghoa di Pecinan Semarang Sajikan Makanan Kesukaan Gus Dur untuk Sembahyang

Yulia Hianto, pengurus yang juga istri Ketua wihara, menyampaikan, ada puluhan rupang yang tersebar di beberapa altar di wihara Dewi Welas Asih. Pembersihan dilakukan oleh seluruh umat dari berbagai organisasi dan juga masyarakat umum

Yulia meyakini, Bersih Rupang sangat penting bagi dirinya. Sejak kecil, Yulia tidak pernah luput dari momen membersihkan rupang pada lima hari menjelang imlek di tiap tahunnya. Rupang adalah wujud bakti umat kepada leluhur.

“Berpuluh-puluh tahun. Panggilan jiwa. Tidak ada yang lebih membahagiakan selain memberikan tenaga, memberikan waktu, untuk junjungan kita. Di momen ini, dirinya juga berniat membuang hal yang kurang baik serta menyambut semua kebaikan,” ungkap Yulia.

Yulia berharap, perayaan tahun baru Imlek 2023 yang memiliki shio Kelinci ini berjalan dengan lancar. Dia mendoakan seluruh warga Indonesia menjungjung tinggi kerukunan, kedamaian, dan bersatu agar Indonesia semakin kuat di tengah berbagai tantangan global.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Bandung
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Bandung
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Bandung
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Bandung
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Bandung
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Bandung
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Bandung
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Bandung
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Bandung
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Bandung
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Bandung
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Bandung
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Bandung
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau