Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Porter di Stasiun Bandung, Berjuang Tetap Senyum meski Beban Kerja Berat

Kompas.com - 15/03/2023, 16:40 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com- Pahlawan tanpa tanda jasa, peribahasa yang kerap disematkan pada seorang guru, tampaknya layak pula disematkan pada Masri (56) warga Cibangkong, Kelurahan Maleer, Kecamatan Batu Nunggal, Kota Bandung, Jawa Barat.

Jasanya terhadap alat transportasi kereta api sudah tidak bisa dianggap biasa saja.

Berprofesi sebagai porter atau pembantu untuk membawakan barang milik orang lain sejak 2006 membuatnya paham betul cara memoles wajah Kereta Api Indonesia.

Baca juga: Cerita Buruh Panggul di Pasar Pakaian Lampung, Bolak-balik Belasan Km Dibayar Rp 5.000

Baginya profesi sebagai porter merupakan pekerjaan yang amat sangat disyukuri, ketimbang pekerjaan yang pernah digelutinya di masa lalu.

"Kalau dikatakan kita (Porter) adalah perwajahan dari kereta api dalam hal pelayanan, hemat saya sangat setuju, karena sejak kedatangan penumpang kami lah yang melayani paling awal," katanya ditemui di sela kesibukannya di Stasiun Kereta Api Kota Bandung di Jalan Stasiun Barat, Kebon Jeruk, Kota Bandung, Rabu (15/3/2023).

Para calon penumpang saat menunggu kedatangan kereta api di Stasiun Bandung, Selasa (26/4/2022).KOMPAS.COM/DENDI RAMDHANI Para calon penumpang saat menunggu kedatangan kereta api di Stasiun Bandung, Selasa (26/4/2022).

Porter, kata dia, merupakan kunci kesuksesan kereta api menjadi salah satu alat transportasi massal yang pelayanannya masuk kategori ramah.

Masri tak berniat jumawa, hanya saja menurutnya hal itu bisa dipertanggungjawabkan dengan adanya intruksi dari kepala stasiun, serta program yang telah disiapkan oleh KAI terutama di bidang pelayanan.

"Ya sangat setuju, karena yang menghadapi penumpang pertama kali itu ya kita, jadi kalau ada sebutan untuk itu saya secara pribadi setuju banget. Karena kita pertama, kuncinya ada di kita, KAI kunci di porter, terus aparat yang lain juga tapi kan yang pertama Porter," kata dia.

Baca juga: Wagiyem Mundur dari Pabrik dan Jadi Kuli Panggul meski Upah Rp 10.000 demi Urus Keluarga

Apa yang dikerjakan bersama rekan porter lainnya tak bisa dianggap sepele. Tanggungjawabnya sebagai porter, kata dia, termasuk besar.

Kepada Kompas.com, pria asal Garut, Jawa Barat itu menjelaskan tugas pokok pekerjaannya.

Tugas paling pokok seorang porter, lanjut dia, hanya melayani. Namun, arti kata melayani bagi seorang porter cukup luas maknanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com