Keduanya menepi di aliran Sungai Cisanggarung, yang menjadi salah satu dermaga atau muara lalu lintas banyak saudagar dan warga.
Lokasi persinggahan keduanya berada di perkampungan yang dikenal dengan sebutan Bondan.
Kedua adik-kakak ini, lambat laun diterima warga sekitar dan menetap seutuhnya, lalu dinobatkan sebagai tokoh masyarakat setempat.
Satu ketika, seseorang bernama Syekh Datul Kahfi masuk wilayah setempat. Syekh Datul Kahfi merasa tertarik dengan Nyimas Ratu Kecana Wungu.
Singkat cerita, keduanya menjalin kasih tanpa sepengetahuan Ki Gede Bondan. Karena mereka menyadari, hubungan tersebut tidak akan direstui akibat berbeda keyakinan.
Syekh Datul Kahfi terus berusaha meyakini dan menyebarkan paham Islam, hingga Nyimas memeluk agama Islam.
Mengetahui hal ini, Ki Gede Bondan murka, dan melakukan perhitungan kepada Syekh Datul Kahfi.
Dia memberikan berbagai cara untuk menggagalkan pernikahan Datul Kahfi dan adiknya.
Namun tak disangka, tantangan tersebut, tidak terpengaruh, hingga akhirnya Syekh Datu Kahfi menang, dan Ki Gede Bondan pergi meninggalkan Desa Bondan.
"Syekh Datu Kahfi menemukan segenggam merang, ditabur, menjadi pasukan serdadu dan terjadi peperangan antara rombongan Ki Gede Bondan dan Syekh Darul Kahfi. Akhirnya perang tanding dimenangkan Syekh Darul Kahfi, dan Ki Gede Bondan pergi dari lokasi, cerita rakyatnya begitu," tambahnya.
Rupanya, Syekh Datul Kahfi yang juga memiliki nama Syekh Nurjati merupakan salah satu guru besar Islam di masanya.
Dia menjadi guru dari Sunan Gunung Jati atau Syekh Syarif Hidayatullah yang kemudian melakukan penyebaran Islam di tanah Cirebon, beberapa tahun berikutnya.
Ajaran Islam yang disiarkan oleh Syekh Datul Kahfi lambat laun diterima masyarakat. Mereka pun lambat laun menjadi pengikutnya.
Mereka membutuhkan tempat untuk shalat berjamaah, belajar tentang Islam, dan lainnya. Mereka sepakat mendirikan bangunan masjid yang dinamai dengan sebutan Bondan.
Seiring berjalannya waktu, nama Masjid Bondan ini berkembang dengan sebutan lain, Masjid Darus Sajidin, yang berarti rumah orang-orang yang bersujud.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.