Rasidi menuturkan, selama tiga kali masa panen tidak bisa bercocok tanal itu, tidak ada ganti rugi dari pihak manapun untuk mengganti kerugian petani.
"Kalau dinominal uangkan, tiga kali masa panen di 8 hektare lahan itu totalnya sekitar Rp 240 juta. Dengan hitungan 1 kali panen Rp 80 juta," sebut Rasidi.
Rasidi mengatakan, bila terus dibiarkan tanpa ada solusi, genangan air tersebut akan terus meluas dan mengancam permukiman warga yang kini berada di atas permukaan air genangan.
"Ketinggian air yang sudah merendam 8 hektare lahan itu sekarang sudah 30 meter. Kalau dibiarkan, kami khawatir permukiman warga dengan total 46 rumah di atasnya longsor," ujar Rasidi.
Selain itu, kata Rasidi, tingginya debit air ini juga dikhawatirkan akan jebol hingga lahan genangan air meluas.
"Kalau sudah jebol, air bahnya bisa mengancam wilayah hingga 4 kilometer dari Sukasirnarasa (Rancakalong) hingga ke Desa Ciherang (Sumedang Selatan)," ujar Rasidi.
Rasidi menuturkan, pihak desa sejauh ini sudah berupaya menyampaikan keluhan ini kepada berbagai pihak.
"Mulai dari Bupati Sumedang, Gubernur Riwan Kamil, pihak Satker Tol Cisumdawu, CKJT (Citra Karya Jabar Tol), Balai Jalan Nasional, Kementerian, hingga membuat konten video yang ditujukan langsung kepada Bapak Presiden Joko Widodo. Tapi belum ada solusi dan langkah konkretnya mau seperti apa," tutur Rasidi.
Baca juga: Tol Cisumdawu di Sumedang Tertutup Asap Kebakaran Lahan, Pengguna Diminta Waspada
Rasidi berharap, ada solusi konkret dan segera mengingat ancaman yang ditimbulkan akan sangat fatal jika terus dibiarkan tanpa ada penanganan.
"Dari kami dan warga hanya berharap pemerintah, Pak Presiden lebih peka terhadap dampak buruk yang akan ditimbulkan, karena jika tetap dibiarkan dan kapan saja ini bisa jebol akan terjadi bencana besar. Jadi kami berharap, segera tindaklanjuti permasalahan dengan solusi yang tepat, mau seperti apa. Dan harapan kami ada penggantian untuk masyarakat yang terdampak genangan air akibat disposal Tol Cisumdawu ini," kata Rasidi. AAM AMINULLAH
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.