Kuasa hukum keluarga korban, Rolan Benyamin Pardamean Hutabarat, menuturkan ekshumasi dilaksanakan setelah keluarga korban meminta pendampingannya.
"Dengan otopsi kami ingin mengungkap penyebab kematian yang sebenarnya. Karena kematian ini kami anggap tidak wajar," tutur Rolan kepada awak media di lokasi eskhumasi.
Menurut Rolan, dari keterangan keluarga korban, almarhum sebelum meninggal sempat menyebutkan secara lisan terjadinya indikasi pemukulan atau pengeroyokan sampai akhirnya sempat dirawat dan meninggal dunia di rumah sakit.
"Hasil visumnya kami belum menerima, tapi nanti kami akan koordinasi dengan penyidik. Kami juga saat ini akan menunggu hasil eskhumasi saja," tutur dia.
Kepala Kepolisian Sektor Sukaraja Kompol Dedi Suryadi mengatakan otopsi jenazah anak dilaksanakan dalam rangkaian proses penyidikan perkara.
Sebelumnya pihak keluarga sempat menolak otopsi dan membuat laporan polisi.
"Hari ini otopsi sudah dilaksanakan oleh dokter forensik," jelas Dedi kepada awak media selesai otopsi.
"Selanjutnya kami juga menunggu hasil optosi dari dokter forensik untuk melengkapi penyidikan," sambung dia.
Sebagai informasi, seorang siswa Sekolah Dasar (SD) kelas 2 di wilayah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, dilaporkan meninggal dunia, Sabtu (20/5/2023).
Baca juga: Polisi Periksa Saksi Lain untuk Lengkapi Rangkaian Kematian Bocah SD di Sukabumi
Sebelum mengembuskan napasnya dalam perawatan medis di rumah sakit, anak berusia 9 tahun itu diduga mengalami penganiayaan oleh teman di sekolahnya beberapa hari lalu.
"Awalnya kami keluarga tidak mengetahui bila cucu saya menjadi korban penganiayaan," ungkap kakek korban, MY (52) kepada awak media setelah pemakaman di Sukabumi, Sabtu siang.
Menurut dia, keluarga membawa korban ke rumah sakit karena mengeluh sakit.
Saat itu mengeluhkan dadanya sakit dan napasnya sesak juga rahang dan tulang punggungnya dirasakan sakit.
"Saat ditanya dokter juga awalnya tidak mengaku. Namun akhirnya setelah ditanya sampai empat kali oleh dokter baru mengakui dipukuli temannya," ujar MY.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.