"Korban tidak mau menyerahkan dikarenakan bukan tanggung jawabnya untuk mengembalikan," ucapnya.
Pelaku yang ketika itu duduk di sebelah korban langsung naik pitam. Ia memukul dan menghimpit dada korban dengan lututnya hingga tak sadarkan diri.
Saat korban tak sadarkan diri, pelaku mengikat leher korban dengan kain sarung hingga tewas.
"Pelaku juga beberapa kali memukul ke arah wajah korban. Saat korban sudah tidak sadarkan diri, pelaku mengikat leher korban dengan kain sarung sehingga korban meninggal dunia," bebernya.
Baca juga: Mayat Dalam Karung di Kamar Kontrakan Bandung Dipastikan Korban Pembunuhan
Pelaku lantas mengambil uang Rp 300.000 dan sepeda motor milik korban yang dititipkan di temannya.
Setelah itu, pelaku sempat kembali ke rumah kontrakan dan memasukkan jasad korban ke dalam plastik.
"Setelah itu, pelaku balik lagi ke rumah kontrakannya dan mengikat kaki korban sejajar dengan dada," kata dia.
"Dengan posisi tertelungkup menggunakan tali rafia dan memasukkan korban ke dalam plastik," tambah dia.
Setekah itu pelaku melarikan diri ke Jambi dengan menggunakan bus.
Budi menambahkan, pelaku dan korban merupakan pasangan suami istri yang menikah pada akhir 2020 lalu. Saat kejadian, keduanya dalam proses perceraian.
Baca juga: Warga Gang Family Bandung Temukan Mayat Dalam Karung di Kamar Kontrakan
Sebelum penemuan jasad terbungkus plastik, warga sempat mendengar keributan di rumah kontrakan.
Tita Nurmala, tetangga korban mengatakan, korban dan suaminya sempat terlibat cekcok pada Senin (5/6/2023).
"Ya pada waktu saya mendengar hari Senin jam 07.00 WIB, saya setelah pulang dari rumah Pak RW," kata Tita, Kamis (8/6/2023).
"Pas saya dengar suara dalam bahasa Sunda 'ayah abdi hampura, abdi hampura (ayah saya minta maaf, ayah saya minta maaf). Allahuakbar, Astaghfirullah," ujar Tita menirukan ucapan yang ia dengar dari rumah kontrakan korban.
Baca juga: Motif Pembunuh Wanita yang Jasadnya Ditemukan Dalam Karung di Bandung
Awalnya, Tita mengaku sempat ingin mengetuk pintu rumah korban. Namun, urung dia lakukan karena tak ingin mencampuri masalah rumah tangga orang lain.
"Pas saya mau ketuk (pintu), ah takut ikut campur terus saya pulang lagi. Tidak ada (suara lain), kalau minta tolong pasti saya ketuk karena saya mendekat ke pintunya," bebernya.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Agie Permadi | Editor : Gloria Setyvani Putri, Teuku Muhammad Valdy Arief), Tribun Jabar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.