Ia pun meminta polisi melakukan investigasi penyebab meledaknya tabung gas CNG yang membuat ibunya meninggal dunia.
"Ya ini kejadiannya tepat sedang keadaan macet panjang, karena sedang diam, jadi saya kira kecelakaan itu bukan karena faktor alam atau apa pun, tapi ini murni ada kesalahan manusia," kata Noval.
"Jadi saya harap untuk kedepannya untuk diselidiki secara tuntas bagaimana K3-nya, keselamatan kerjanya bagaimana, diinvestigasi bagaimana itu prosesnya bisa sampai kecelakaan, terutama PT Samator itu kan bukan kecil ya, besar. Jadi saya harap diinvestigasi lebih lanjut, dan sampai sekarang PT Samator belum ada kabar sampai sekarang," ucap Noval.
Sementara itu kerusakan parah terlihat dari mobil yang ditumpangi korban. Kap mobil ringsek, kaca depan pecah dan rangka mobil ada yang patah.
Baca juga: Ledakan Tabung Gas di Sukabumi Terjadi Saat Jalanan Macet, Korban: Tiba-tiba Duaarr
Truk yang membawa 20 tabung gas CNG tersebut disopiri Pardian (38). Rencananya tabung gas tersebut akan dibawa ke wilayah Kabupaten Cianjur dari Citeureup, Bogor.
"Ini muatannya terkompresi, beratnya sekitar tiga ton dan satu tabung memiliki berat kurang lebih 150 kilogram," kata Pardian,
Dugaan sementara tabung gas meledak karena mengalami kerusakan di bagian silinder valve.
"Belum ditemukannya satu tabung gas menambah kompleksitas kejadian ini. Pemeriksaan sementara oleh teknisi menunjukkan, adanya kerusakan pada bagian silinder valve, di mana tabung yang terlempar ke parit tidak lagi memiliki silinder valve terpasang," tutur Kapolres Sukabumi, AKBP Marully Pardede.
Maruly menjelaskan, pihaknya sudah melakukan pemeriksaan terhadap 4 orang teknisi pihak perusahaan.
Baca juga: Detik-detik Tabung Gas Meledak di Sukabumi Saat Diangkut Truk, Warga: Suaranya kayak Bom
"Kami telah memeriksa 6 orang saksi, termasuk sopir mobil truk, 4 orang teknisi dari perusahaan RGS yang bertanggung jawab terhadap pemeliharaan kendaraan, dan 2 orang anggota yang pertama kali tiba di TKP," ujar Maruly
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Budiyanto | Editor: Glori K. Wadrianto, David Oliver Purba), Tribun Jabar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.