Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misteri Kematian Perempuan Asal Bandung di Cikarang, Mayatnya Ditemukan dalam Koper

Kompas.com, 28 April 2024, 06:56 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Warga Cikarang, Bekasi, Jawa Barat dikagetkan dengan penemuan koper berwarna hitam yang ternyata berisi mayat.

Mayat dalam koper tersebut ditemukan pada Kamis (25/4/2025) sekitar pukul 08.00 WIB.

Dari hasil penyelidikan, identitas korban adalah RM (50) seorang karyawati swasta yang tinggal di Rancasari, Kota Bandung, Jawa Barat.

Jasad korban pertama kali ditemukan A, seorang petugas kebersihan yang sedang menyapu di sekitar lokasi kejadian.

Saat itu saksi curiga melihat adanya koper yang mencurigakan tergeletak di pinggir jalan. Saat dicek, ternyata koper tersebut berisi mayat seorang perempaun.

Baca juga: Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Kondisi mayat ditemukan dalam kondisi utuh dan bukan korban mutilasi. Namun polisi menyebut ada luka cukup parah di bagian kepala sebelah kiri dan memar di bibir.

Korban ditemukan masih mengenakan pakaian lengkap berwarna merah dan hijab serta masih menggunakan cincin.

Selain itu ditemukan sejumlah uang dalam koper.

Hilang setelah setor uang

RM (50) sempat menyetorkan sejumlah uang perusahaannya ke Bank, tak jauh dari kantornya.

Hal itu diungkapkan Kapolsek Rancasari, Kompol Oesman Imam, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (26/4/2024).

Kompol Oesman mengatakan pada Rabu (24/4/2024), korban seperti biasa mengantar anaknya ke sekolah sebelum pergi ke kantor.

"Jam 09.00 WIB, korban dari kantornya pergi ke bank untuk menyetor uang dari sales," kata dia.

Baca juga: Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Menurut Oesman, jarak antara bank dengan tempat kerja korban berdekatan. Namun setelah itu, korban tidak kembali lagi ke kantor.

"Dari situ teman kerjanya menanyakan ke saudara korban, kok tidak pulang-pulang padahal kantor ke bank itu dekat," ucapnya.

Saat ini, kata dia, penyelidikan masih dilakukan oleh tim gabungan dari Polda Jabar, Polrestabes Bandung dan Polres Metro Bekasi.

Rumah dalam kondisi kosong

Sesosok mayat ditemukan dalam koper berwarna hitam yang tergelatak di pinggir Jalan Kalimalang, Desa Sukadanu, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Kamis (25/4/2024). Polisi langsung mendatangi tempat kejadian untuk mengidentifikasi korban.KOMPAS.com/FIRDA JANATI Sesosok mayat ditemukan dalam koper berwarna hitam yang tergelatak di pinggir Jalan Kalimalang, Desa Sukadanu, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Kamis (25/4/2024). Polisi langsung mendatangi tempat kejadian untuk mengidentifikasi korban.
Rumah RM (50) yang berada Perumahan Riung Bandung, Kecamatan Rancasari, Kota Bandung dipasang garis polisi, Jumat (26/4/2024).

Hal tersebut diungkapkan Oesman yang mengatakan korban RM tinggal bersama dua anak perempuannya.

"Kami hanya mendampingi saja. Rumahnya kami pasang police line (garis polisi), sudah cek di dalam tidak ada barang yang hilang atau tanda kekerasan," ujar Oesman, Jumat (26/4/2024).

Polisi pun sudah melakukan pemeriksaan terhadap anak-anak korban dan mendatangi saudara korban di Jalan Balubur.

"Anak-anak korban sekarang di Balubur bersama saudara korban," katanya.

Baca juga: Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Sementara suami korban, kata dia, sudah lama tidak tinggal di rumah tersebut dan sedang dalam proses bercerai.

"Korban dan suaminya ini sedang proses pisah, tapi informasi dari tetangganya susah lama tidak tinggal bareng," ucapnya.

Korban sempat bersihkan halaman rumah

Neng Nani (31), tetangga korban di Perumahan Riung Bandung, Kecamatan Rancasari, Kota Bandung, mengaku sempat melihat korban mayat dalam koper membersihkan halaman rumahnya.

"Rabu 24 April 2024 pagi, sebelum berangkat kerja suka beres-beres dulu. Ngasih makan kucingnya, kalau pagi di sini suka ramai," ujar Nani, Jumat (26/4/2024).

Setelah itu, kata dia, RM terlihat berangkat kerja, sambil mengantarkan anak perempuannya ke sekolah.

"Biasa saja, tidak ada perasaan aneh," kata dia.

Baca juga: Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Rabu sore, kata dia, lampu rumah korban terlihat sudah menyala dan ia menduga korban sudah pulang.

"Anak yang paling kecil SMA, kadang pulang duluan atau bareng (bersama korban). Hari Rabu itu, saya tidak tahu apakah anaknya sudah pulang atau tidak. Tapi lampunya sudah nyala," ucapnya.

Biasanya, kata dia, saat meninggalkan rumah, korban akan mematikan lampu rumahnya dan kembali menyalakan lampu pada sore harinya.

"Pas kemarin, lampunya menyala kirain sudah pulang. Tapi kok sepi, ternyata kosong mungkin lagi ada perlu lama, makanya tidak curiga," kata dia.

Lalu pada Kamis (25/4/2024), Nani kaget saat melihat banyak polisi berdatangan di rumah korban.

Baca juga: Mayat Dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

"Sore sekitar jam 15.00 WIB, ada polisi ke sini, ramai-ramai, makin sore makin banyak. Polisi nanyain ke saya, korban penghuni rumah ini apa bukan," ucap dia.

Polisi pun, kata dia, baru masuk ke rumah korban sekitar pukul 20.00 WIB, karena rumah tersebut kosong dan terkunci.

"Terus polisi ngasih tahu ada korban pembunuhan," katanya.

Keluarga menduga korban tewas dibunuh

Ilustrasi Pembunuhan.Freepik Ilustrasi Pembunuhan.
Sementara itu keluarga menduga RM (50) jadi korban pembunuhan yang dilakukan oleh orang dekat.

Dugaan itu disampaikan Anjar Gumilar, sepupu korban saat ditemui seusai pemakaman di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Rancacili, Kota Bandung, Jumat (26/4/2024).

"Kami curiga, karena almarhum ini sedang proses cerai dan almarhum keukeuh enggak mau rujuk," ujar Anjar.

Menurutnya, korban tidak memiliki masalah dengan siapa pun. Kecuali proses perceraian dengan suaminya yang masih bergulir di Pengadilan Agama.

Baca juga: Ancam Orang dengan Pistol di Jalanan Bandung, Pengendara Mobil Ditangkap

Keduanya pun, kata dia, kerap terlibat cekcok karena suami korban kerap datang ke rumahnya di Rancasari, Kota Bandung tanpa memberi kabar terlebih dahulu.

“Kalau pertikaian enggak pernah, tapi lebih ke cekcok adu argumen. Yang satu mau cerai, yang satunya enggak mau. Terus suaminya ini suka tiba-tiba ada di rumah. Itu sering terjadi konfliknya di situ,” katanya.

Ia pun berharap, aparat kepolisian dapat segera menemukan siapa pelaku yang telah tega membunuh RM.

“Keluarga menaruh harapan besar kepada pihak kepolisian supaya bisa mengusut proses penyelidikan ini secara tuntas,” ucapnya.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Keluarga Menduga RM Jadi Korban Pembunuhan

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Bandung
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Bandung
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Bandung
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Bandung
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Bandung
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Bandung
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Bandung
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Bandung
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Bandung
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Bandung
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Bandung
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau