Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ragam Cara Para Calon Wali Kota Bandung Maknai Nomor Urutnya

Kompas.com, 24 September 2024, 08:47 WIB
Putra Prima Perdana,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

Farhan-Erwin: nomor urut 3 melambangkan Tri Tangtu

Pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Bandung, Muhammad Farhan dan Erwin, mengartikan nomor urut 3 sebagai simbol falsafah kehidupan masyarakat Sunda, yaitu Tri Tangtu.

“Tri Tangtu adalah sistem pemerintahan tradisional di tatar Sunda yang terdiri dari Rama dan Resi, yaitu hormat, memuliakan, dan menjaga orang tua serta guru. Selain itu, Ratu, yaitu amanah, menjalankan fungsi pemerintahan yang merawat Bandung beserta isinya,” ujar Farhan.

Farhan melanjutkan, saat menyusun program Bandung Utama sebagai visi misi, mereka melalui tiga proses.

"Kami melalui tiga tahapan proses. Pertama, memperhatikan apa yang sudah dilakukan pemimpin Bandung di masa lalu. Kedua, melihat situasi Bandung saat ini. Ketiga, memroyeksikan apa yang harus kami siapkan untuk Bandung di masa depan. Tiga proses ini sangat penting,” tegasnya.

Baca juga: Konser Sheila On 7 di Bandung Pindah Venue Dua Kali, Promotor Minta Maaf

Erwin, calon wakil wali kota Bandung, menambahkan bahwa angka 3 melambangkan kelengkapan dan kebaikan.

"Itu sebabnya saat berwudhu, kita menyempurnakannya dengan melakukan basuhan sebanyak tiga kali. Semoga angka tiga ini membawa kebaikan dan keutamaan bagi pasangan Farhan-Erwin," ujar Erwin.

Arfi Rafnialdi-Yena Iskandar Masoem: empat harus bermanfaat

Calon wali kota dan wakil wali kota Bandung, Arfi Rafnialdi dan Yena Iskandar Masoem, memaknai nomor urut 4 dengan ungkapan bahasa Sunda, "mun opat kudu mangpaat" (ketika empat mesti bermanfaat).

Arfi menjelaskan, ungkapan ini selaras dengan semangatnya bersama Yena ketika memutuskan maju di Pilkada Kota Bandung.

"Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling banyak memberi manfaat bagi orang lain. Itu yang mendasari semangat kami maju. Hakikat semangat ini sejalan dengan 'mun opat kudu mangpaat'," ucap Arfi.

Baca juga: Gaet Penyiar Radio Jadi Jurkam, Farhan-Erwin Ingin Jadikan Anak Muda Subyek Politik pada Pilkada Kota Bandung

Ia juga mengungkapkan muatan historis dari nomor urut 4. Arfi merasa sangat menjiwai nomor ini.

Pasalnya, 4 adalah nomor urut Ridwan Kamil dan Oded pada saat memenangkan Pilkada Kota Bandung tahun 2013, di mana ia turut berperan dalam proses kampanye.

"Nomor 4, kahatean pisan (sangat menjiwai). Pertama kali berurusan dengan Pemilihan Kepala Daerah bersama pasangan Kang Emil (Ridwan Kamil) dan Mang Oded (almarhum Oded M Danial) pada 2013. Saat itu, nomor urut Kang Emil dan Mang Oded juga 4. Hasilnya, menang. Insyaallah, kami akan mengulangi kemenangan pada nomor 4 di Pilkada Kota Bandung kali ini," ujarnya.

Arfi berharap, Pilkada Kota Bandung kali ini berjalan kondusif, damai, dan fokus pada gagasan.

"Analoginya seperti bertanding bulu tangkis atau pingpong. Ketika menjumpai lawan hebat, kami semakin terasah. Sementara itu, bermusuhan cenderung menjatuhkan lawan. Kontestasi di Pilkada Kota Bandung bukan untuk bermusuhan," tandas Arfi.

Baca juga: Ditetapkan KPU, Ini Daftar 4 Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bandung

Calon wakil wali kota Bandung, Yena Iskandar Masoem, menambahkan bahwa sebagai satu-satunya perempuan dalam kontestasi Pilkada, dirinya berjanji akan menjadi ibu untuk warga Kota Bandung.

Ia menjelaskan, Bandung berasal dari kata "ngaBandungan Banda Indung", di mana "indung" berarti ibu. Ini menandakan bahwa Bandung membutuhkan sosok perempuan.

"Ibu-ibu sepakat bahwa ketika ada anak yang tidak bisa sekolah, kita tidak akan tega. Ketika ada anak yang tidak bisa mengakses layanan kesehatan, kita akan bersedih. Ketika harga sembako melambung tinggi, ibu-ibu pun akan menjerit. Maka, 60 hari ke depan, izinkan saya dengan Kang Arfi berkunjung ke 30 kecamatan di Kota Bandung. Saya akan mendekati semua warga di Kota Bandung. Mohon doa restu dari semua warga Kota Bandung," tandasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Halaman:


Terkini Lainnya
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Bandung
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Bandung
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Bandung
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Bandung
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Bandung
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Bandung
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Bandung
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Bandung
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Bandung
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Bandung
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Bandung
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau