TASIKMALAYA, KOMPAS.com-Produksi tas bordir asal Tasikmalaya, Jawa Barat, dengan merek Tara Indonesia kini telah menembus pasar internasional, termasuk Amerika, Eropa, dan Afrika.
Tas berbahan kulit dari industri rumahan ini dihiasi dengan motif bordir modern khas Tasikmalaya, yang tetap diproduksi secara manual tanpa menggunakan mesin industri besar.
Tara Indonesia, yang dimiliki oleh Nia Husniati, seorang pengusaha muda asal Tasikmalaya, telah menjadi salah satu tren fashion di kalangan milenial dan sosialita muda.
Nia, bersama suaminya, memulai usaha ini setelah lulus kuliah, dan kini bisnis rumahan mereka telah diakui secara global.
Baca juga: Bermodal Rp 280.000, Basreng Sultan Tembus Pasar Korsel dan Thailand
Nia sering berpartisipasi dalam pameran besar yang diselenggarakan oleh berbagai pihak, termasuk Bank Indonesia (BI), yang menjadikan usaha Nia sebagai salah satu binaan mereka.
Salah satu pameran terbaru yang diikuti Tara Indonesia adalah Muslim Fair 2024 yang diselenggarakan oleh Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia (KPMI) di Asia Plaza, Kota Tasikmalaya, pada Minggu (29/9/2024).
"Saya sangat bangga dengan adanya Muslim Fair di Tasikmalaya. Meskipun saya sering mengikuti pameran di berbagai tempat, saya tak akan melewatkan kesempatan untuk ikut serta di pameran yang diadakan di kota sendiri," ujar Nia di stand pamerannya, Senin (30/9/2024).
Tara Bag Indonesia brand tas bordir ciri khas Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, saat di pameran Muslim Fair 2024 Kota Tasikmalaya di Plaza Asia, Minggu (29/9/2024) malam.Nia menjelaskan, tas bordir Tara Bag memiliki keunikan dan elegansi tersendiri, dengan target pasar kalangan menengah ke atas.
"Harga dompet kami mulai dari Rp 250.000 hingga tas yang dijual seharga Rp 1,3 juta, semuanya dibuat secara manual di rumah," jelas Nia.
Ia juga mengungkapkan produk tas Tara Bag sudah dijual secara online hingga ke Amerika, Eropa, Afrika, dan beberapa negara Asia. Bahkan, Tara Bag pernah dipesan oleh desainer Amerika untuk acara fashion internasional.
Baca juga: Cerita Kopi Worcas Asal Riau Bertahan sejak 1935 hingga Tembus Pasar Asia
Ketua Panitia Muslim Fair 2024, Dedi Riswandi, menyatakan antusiasme pengunjung sangat tinggi selama pameran tiga hari tersebut.
Dari target awal 5.000 pengunjung, hingga hari terakhir pameran telah tercatat 16.200 pengunjung.
"Sebagian besar peserta pameran berasal dari sektor fashion muslim, travel umroh, dan kuliner, dengan sekitar 85 persen eksibitor berasal dari Tasikmalaya," kata Dedi.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang