Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rafli Dibunuh Saat COD Motor di Kaki Gunung Salak, Pelaku Ambil Rp 8 Juta Milik Korban

Kompas.com, 22 November 2024, 13:23 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Mayat seorang pria ditemukan di semak-semak yang berada di kaki Gunung Salak tepatnya di Desa Cibunian, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada Senin (18/11/2024) pagi.

Saksi yang pertama kali menemukan mayat tersebut adalah seorang petani yang hendak berkebun.

Mayat tersebut dalam posisi telentang dengan luka di bagian belakang kepala. Dari hasil pemeriksaan, mayat pria itu mengenakan baju kaus biru yang sobek, celana cokelat, dan sarung warna cokelat.

Baca juga: Kronologi Pria Dibunuh Mahasiswa di Kaki Gunung Salak Saat COD Motor

Selain itu kondisi mayat sudah membeku, diduga karena hujan yang terjadi sebelumnya.

Belakangan terungkap korban adalah Muhammad Rafli (23), seorang wiraswasta asal Kecamatan Tajurhalang, Kabupaten Bogor.

Identitas mayat diketahui setelah orangtuanya datang ke Polsek Cibungbulang. Sementara mayat sudah dimakamkan.

Ternyata Rafli dibunuh oleh seorang mahasiswa bernama Leo (20) asal Cileungsi.

Kasat Reskrim Polres Bogor AKP Teguh Kumara mengatakan kasus tersebut berawal saat Leo mengiklankan motornya di forum gadai kendaraan di Facebook.

Postingan iklan itu dilihat oleh korban sehingga dia tertarik menampung motor pacar pelaku. Setelah itu, korban dan pelaku melanjutkan komunikasi melalui WhatsApp.

Baca juga: Mayat di Kaki Gunung Salak Diduga Dibunuh Mahasiswa gara-gara COD

Leo menjelaskan kesepakatan gadai motor beserta STNK selama satu pekan dengan dana yang dibutuhkan sebesar Rp 8 juta.

Dari situ, Rafli setuju lalu mengirimkan lokasi rumahnya di Tajurhalang, Kabupaten Bogor.

"Karena tertarik, kemudian korban ngechat di messenger FB dan akhirnya janjian bertemu di seputaran rumah korban ini di Tajurhalang," ujarnya.

Keduanya akhirnya bertemu di rumah korban. Namun, pertemuan tidak berjalan dengan baik karena korban minta bukti berupa surat BPKB.

Leo menyebut bakal memberikannya asal uang segera diberikan, dengan rincian Rp 4 juta dibayar cash dan Rp 4 juta lagi ditransfer.

"Tapi si tersangka minta ikut ke Alfamidi tempat korban mau transfer, dengan alibi tidak mempercayai atau khawatir si korban tidak bayar full. Akhirnya ikutlah ke Alfamidi," ucapnya.

Baca juga: Mayat dengan Luka di Kepala Ditemukan di Kaki Gunung Salak Bogor

"Saat sampai di Alfamidi, ditransfer yang Rp 4 juta sehingga genap Rp 8 juta diterima oleh tersangka," imbuhnya.

Setelah menerima uang Rp 8 juta, pelaku justru berniat membunuh korban. Leo berpura-pura minta tolong ke korban untuk diantar ke rumah saudara yang ada di Dramaga.

Saat hendak sampai, Leo kembali berpura-pura minta diantarkan ke rumah saudara lainnya yang ada di Pamijahan. Pelaku membawa motor dengan membonceng korban ke tujuan atau tempat sepi.

Saat sampai di tempat kejadian perkara (TKP), korban dianiaya hingga tewas

"Sampainya di TKP, pelaku kemudian turun dengan beralasan kepada korban mau buka HP cek shareloc yang dikirim saudaranya. Setelah turun, pelaku langsung memukul ke arah kepala korban satu kali, terus di situ terjadi perkelahian. Kemudian korban dicekik sampai meninggal," ungkapnya.

Baca juga: Ini Sosok Baliah, Pengemis Aa Kasihan Aa Gunung Salak yang Videonya Viral

Kepada polisi, Leo mengaku menghabisi korban dengan tangan kosong lalu membuangnya ke semak-semak.

Namun di bagian belakang kepala korban ditemukan luka.

"Kalau luka di kepala sampai saat ini belum mendapat keterangan dari tersangka. Dia belum mengakui bahwa dia menggunakan alat," ungkapnya.

Atas perbuatannya, Leo terancam pasal berlapis yaitu Pasal 340 KUHP dan atau Pasal 338 dan atau Pasal 365 ayat 3 KUHP tentang Tindak Pidana Barangsiapa dengan sengaja menghilangkan nyawa orang lain dan atau Pencurian dengan kekerasan yang menyebabkan orang meninggal dunia.

Ancaman hukuman terberat hukuman mati, atau seumur hidup, atau hukuman sementara selama lamanya 20 tahun.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Afdhalul Ikhsan | Editor: David Oliver Purba, Reni Susanti, Farid Assifa)

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Bandung
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Bandung
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Bandung
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Bandung
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Bandung
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Bandung
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Bandung
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Bandung
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Bandung
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Bandung
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Bandung
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Bandung
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Bandung
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau