Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkab Karawang Diminta Prioritaskan Perbaikan Sekolah Rusak

Kompas.com, 22 Januari 2025, 14:38 WIB
Farida Farhan,
Krisiandi

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - Ketua Komisi IV DPRD Karawang Asep Junaedi meminta Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) memprioritaskan pembangunan sekolah yang rusak parah. Salah satunya SDN Karya Bakti 4, Kecamatan Batujaya.

Asep mengatakan salah satu sekolah yang bangunannya rusak parah yakni SDN Karya Bakti 4 Batujaya.

Menurutnya, empat ruang kelas, satu ruang guru, dan satu toilet di sekolah itu tak bisa digunakan.

Beberapa waktu lalu, siswa sekolah itu tak masuk lantaran khawatir bangunan ruang kelas ambruk.

Baca juga: Angin Puting Beliung Terjang Rancaekek Bandung, Atap Rumah Warga dan Sekolah Rusak

"Kita dengan Dinas Pendidikan sudah pernah membahas terkait ini, sekolah yang kondisinya parah harus menjadi prioritas," ujar Asep di Kantor DPRD Karawang, Rabu (22/1/2025).

Asep juga meminta sekolah yang bangunannya rusak parah segera melapor ke Disdikpora Karawang. Nantinya, kata Asep, Disdikpora bakal melakukan tindakan atau mencari solusi sementara.

"Solusinya seperti apa, apakah bangunan yang akan roboh dikosongkan dulu, cari alternatif apakah di shift kan dulu sekolahnya. Lalu yang belum mengusulkan, usulkan ke Disdik," kata Asep.

Meskipun pembangunan sekolah menjadi ranah Komisi III DPRD Karawang, Asep berkomitmen terus memantau berjalannya pembangunan lantaran kondisi sekolah berpengaruh terhadap kegiatan belajar mengajar (KBM).

Kepala Disdikpora Kabupaten Karawang Cecep Mulyawan mengatakan, pihaknya dibantu konsultan tengah memverifikasi kerusakan sekolah

"Sehingga benar-benar nanti mana sekolah yang rusak sedang, rusak berat, dan rawan roboh. Tiga kategori itu akan diselesaikan dalam kurun waktu lima tahun tuntas. Jadi per dapil (daerah pemilihan)," kata Cecep saat dihubungi.

Baca juga: Angin Puting Beliung Terjang Rancaekek Bandung, Atap Rumah Warga dan Sekolah Rusak

Sehingga, kata Cecep, targetnya setelah lima tahun tidak ada lagi sekolah yang rusak berat, apalagi yang rawan roboh. Cecep menyebut sekolah rusak didominasi jenjang sekolah dasar (SD).

Menurutnya ada beberapa faktor penyebab kerusakan. Di antaranya ada yang pembangunan sudah lama sejak masa inpres hingga pengaruh alam.

Sekretaris Daerah (Sekda) Karawang Asep Aang Rahmatullah mengatakan, pembangunan gedung sekolah rusak bakal dilakukan berdasarkan data. Tujuannya agar tak salah kebijakan.

Bupati Karawang, kata Aang, menargetkan persoalan rusak tuntas selama lima tahun ke depan. Caranya dalam satu tahun difokuskan per daerah pemilihan.

Pada tahun pertama akan dikonsentrasikan pada dapil satu di Kecamatan Karawang Barat, Telukjambe Timur, Telukjambe Barat, Pangkalan, dan Tegalwaru. Kemudian tahun selanjutnya diteruskan ke dapil lain.

"Itu dengan konsekuensi tidak ada yang rusak. Saat ini sedang memverifikasi data mana yang masuk kategori rusak berat atau tidak," kata Aang.

Baca juga: Banjir dan Tanah Bergerak di Cianjur: 32 Sekolah Rusak, Meja Kursi Terendam, Buku Basah

Perbaikan sekolah rusak, kata Aang, tidak seluruhnya bergantung pada anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).

Sebab, berdasarkan amanat Pemerintah Pusat, kemandirian fiskal daerah harus ditingkatkan menjadi 50 persen. Salah satunya berkolaborasi dengan program corporate social responsibility (CSR).

"Intervensinya adalah bentuk program, jadi hanya penerima manfaat. Misal kalau memang dibangunnya sekolah atau misalnya dari mebelernya, kita hanya penerima saja," kata Aang.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Bandung
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Bandung
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Bandung
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Bandung
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Bandung
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Bandung
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Bandung
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Bandung
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Bandung
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Bandung
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Bandung
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Bandung
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Bandung
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau