KOMPAS.com - Penjabat (Pj) Bupati Purwakarta, Benni Irwan mendatangi sekolah Yayasan Ibnu Sina Al Qonun, pada Rabu (1/11/2023).
Sekolah tersebut menjadi sasaran teror bom molotov yang dilakukan orang tak dikenal (OTK), pada Selasa (31/10/2023).
Kedatangan Benni ke lokasi kejadian untuk memastikan situasi kegiatan belajar-mengajar (KBM) di sekolah itu tidak terganggu akibat teror tersebut.
"Dipastikan bahwa pembelajaran peserta didik berjalan dengan baik dan tidak terganggu," kata Benni, dikutip dari TribunJabar.id.
"Tadi pihak sekolah juga menyampaikan bahwa mereka sudah memberikan pengertian situasi sekolah saat ini kepada wali murid," sambungnya.
Baca juga: 22.000 Rumah di Jabar Belum Nikmati Listrik, Cianjur Terbanyak
Dia mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak panik usai peristiwa tersebut.
"Berdasarkan data dari pihak kepolisian, Purwakarta ini termasuk wilayah yang aman. Penyebab peristiwa ini bisa terjadi masih ditelusuri. Masyarakat diharapkan tetap tenang," ujar Benni.
Di sisi lain, dia meminta kepada semua sekolah di Purwakarta meningkatkan kewaspadaan agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
"Tetap jadi perhatian untuk sekolah-sekolah yang lain di Purwakarta. Semoga peristiwa ini menjadi yang pertama dan terakhir, tidak terulang lagi baik di sini (Ibnu Sina) maupun sekolah lain," ucap Benni.
Sekolah Yayasan Ibnu Sina Al Qonun yang berada di Jalan Kapten Halim, Kelurahan Sindangkasih, Kecamatan/Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat (Jabar), dilempar bom molotov oleh OTK, pada Selasa (31/10/2023) sekitar pukul 22.00 WIB.
Baca juga: Penjual Garam di Banyuwangi Nyaris Tewas, Motor Hancur Terseret Kereta Api
Pengurus Yayasan Ibnu Sina Al Qonun, Ustadz Jafar Joban memastikan tidak ada korban jiwa atau luka akibat kejadian tersebut.
"Kejadian sekitar jam 10 malam, alhamdulillah tidak ada korban jiwa, cuma api sempat besar dan membakar dedauan dan ranting pohon," tutur Jafar.
Dia menjelaskan, bom molotov itu dilempar dari luar dan jatuh di lapangan sekolah dekat bangunan SMP Ibnu Sina.
"Untung tidak sampai ke bangunan SMP," ungkapnya.
Jafar menegaskan, aksi teror tersebut tidak terkait dengan Pemilu 2024 karena pihak sekolah netral dan tidak memasang alat kampanye apa pun.