Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Program Citarum Harum Berakhir 2025, Indeks Kualitas Air Ditarget 60 Poin

Kompas.com - 09/06/2024, 14:31 WIB
Faqih Rohman Syafei,
Andi Hartik

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman menyebut, kondisi air di Sungai Citarum terus membaik dari tahun ke tahun.

Dia menargetkan, indeks kualitas air (IKA) Sungai Citarum bisa mencapai 60 poin pada Desember 2025 seiring purna tugas Satgas Citarum Harum.

"Perpres Citarum Harum Nomor 15 tahun 2017 sekarang sudah enam tahun perubahannya keren luar biasa. Sampai Desember 2025  harapannya bisa tembus indeks kualitas airnya di 60," ujarnya kepada awak media di Oxbow Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Minggu (9/6/2024).

Baca juga: Program Citarum Harum Bakal Dilanjutkan, Masyarakat Bakal Dilibatkan

Herman mengatakan, indeks kualitas air Sungai Citarum terus meningkat setelah program Citarum Harum berjalan.

Saat ini indeks kualitas airnya telah rata-rata mencapai 50,78 poin di tahun 2024. Kini pun tingkat ketercermaran di Sungai Citarum masuk kategori cemar ringan.

Menurut Herman, masih ada waktu sekitar 1,5 tahun lagi untuk merealiasikan target indeks kualitas air Sungai Citarum agar bisa melompat ke angka 60 poin.

Baca juga: Cuma Setengah Hari, 340 Relawan Angkat 6,8 Ton Sampah dari Citarum

Di samping mengejar target, pemerintah pun masih mempunyai pekerjaan rumah untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dan pihak lainnya agar kualitas air sungai ini bisa terjaga meski Satgas Citarum Harum berakhir.

"Bagaimana partisipasi masyarakat yang sudah bagus ini ditingkatkan lagi setelah Desember Satgas menyesuaikan diri. Pengelolaan nanti setelah tidak ada Satgas Citarum Harum ada di Pemkab, di kecamatan, desa atau kelurahan dan masyarakat," terang Herman.

Dia menerangkan, alasan Satgas Citarum Harum dibentuk karena ada kondisi-kondisi luar biasa yang diperlukan penanganan khusus lintas sektoral.

Namun, bila sudah bisa diatasi, maka pengelolaan secara menyeluruh akan dikembalikan lagi ke pemerintah setempat. Apalagi, cakupan Sungai Citarum ini sangat luas yang melintasi 13 kabupaten dan kota di Jabar.

"Saya akan cek ke atas (Situ Cisanti), cek and ricek kondisi lapangan. Saya cek ke atas sehingga kita bisa ambil keputusan lalu kita laporkan ke Pak Gubernur," ucap Herman.

Herman menambahkan, wilayah sektor 6 adalah titik penting pengungkit perubahan kualitas air di Sungai Citarum. Mengingat, tingkat kepadatan penduduk di sektor tersebut lebih dari 150.000 jiwa.

"Baleendah dan Bojongsoang dalam lima tahun terakhir berubah luar biasa dari cemar ringan. Lihat situasi di sini mungkin lebih dari 50,78 poin," ucap Herman.

"Kepadatan penduduk Baleendah 250.000 untuk Bojongsoang 150.000 lebih. Ini salah satu bukti walaupun sangat kompleks dengan penduduk padat ada limbah rumah tangga, domestik dan lainnya bisa diurai," tambahnya.

Lebih lanjut, Herman mengajak masyarakat untuk cermat mengelola sampah organik rumah tangga. Pihaknya berharap tidak ada lagi sampah organik yang dibuang ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS).

Tak hanya itu, kata Herman, sampah bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah apabila bisa dikelola dan dijadikan kerajinan atau barang lainnya.

"Diawali dengan pengelolaan sampah di rumah tangga dengan zero waste. Sampah bukan masalah asal bisa mengelolanya, sampah bisa jadi potensi cuan cuma harus ada effort," pungkas Herman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Alasan Pj Bupati Bogor Bongkar Bangunan PKL: untuk Estetika Kawasan Puncak

Alasan Pj Bupati Bogor Bongkar Bangunan PKL: untuk Estetika Kawasan Puncak

Bandung
Warga Cioray Sukabumi Temukan Kerangka Manusia Saat Cari Rumput

Warga Cioray Sukabumi Temukan Kerangka Manusia Saat Cari Rumput

Bandung
Setelah Absen 23 Tahun, Sumedang Kirim Wakil ke Paskibraka Nasional

Setelah Absen 23 Tahun, Sumedang Kirim Wakil ke Paskibraka Nasional

Bandung
Masuk Radar PDIP Jabar, Bey Machmudin Tegaskan Tak Akan Maju di Pilkada 2024

Masuk Radar PDIP Jabar, Bey Machmudin Tegaskan Tak Akan Maju di Pilkada 2024

Bandung
Bupati Bandung Minta TPS di Desa Sukamukti yang Bakar Sampah Ditutup

Bupati Bandung Minta TPS di Desa Sukamukti yang Bakar Sampah Ditutup

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Senin 24 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Senin 24 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Bandung
Bey Minta Perusahaan di DAS Citarum Turun Tangan Tanggulangi Sampah

Bey Minta Perusahaan di DAS Citarum Turun Tangan Tanggulangi Sampah

Bandung
Diduga Manipulasi Alamat, 31 Siswa Dicoret dari PPDB Jabar 2024

Diduga Manipulasi Alamat, 31 Siswa Dicoret dari PPDB Jabar 2024

Bandung
Pesisir Selatan Jalur Penyelundupan Narkoba, BNNP Jabar Gandeng Nelayan

Pesisir Selatan Jalur Penyelundupan Narkoba, BNNP Jabar Gandeng Nelayan

Bandung
Penertiban PKL di Puncak Bogor Berakhir Ricuh, Pedagang Ogah Pindah ke Rest Area

Penertiban PKL di Puncak Bogor Berakhir Ricuh, Pedagang Ogah Pindah ke Rest Area

Bandung
TPS di Desa Sukamukti Terbakar, Butuh Waktu 5 Jam untuk Pemadaman

TPS di Desa Sukamukti Terbakar, Butuh Waktu 5 Jam untuk Pemadaman

Bandung
PN Bandung Tak Tahu Alasan Polda Jabar Tak Hadiri Sidang Praperadilan Pegi

PN Bandung Tak Tahu Alasan Polda Jabar Tak Hadiri Sidang Praperadilan Pegi

Bandung
Kuasa Hukum Penyidik Tak Hadir, Sidang Praperadilan Pegi Ditunda Sepekan

Kuasa Hukum Penyidik Tak Hadir, Sidang Praperadilan Pegi Ditunda Sepekan

Bandung
Dibela 22 Advokat, Pihak Pegi Optimistis Hadapi Sidang Praperadilan

Dibela 22 Advokat, Pihak Pegi Optimistis Hadapi Sidang Praperadilan

Bandung
Kesiapan Kuasa Hukum Pegi Jalani Sidang Praperadilan di PN Bandung

Kesiapan Kuasa Hukum Pegi Jalani Sidang Praperadilan di PN Bandung

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com