KOMPAS.com - Rohimah (29), asisten rumah tangga (ART) yang menjadi korban penganiayaan pasangan suami istri di Kabupaten Bandung Barat (KBB), telah pulang ke rumahnya di Desa Pangereunan, Kecamatan Limbangan, Garut, Jawa Barat (Jabar), pada Rabu (2/11/2022).
Sekembalinya ke kampung halaman, Rohimah mengaku enggan bekerja lagi sebagai ART. Dia lebih memilih tinggal di rumah bersama anak serta orangtuanya.
“Tidak mau lagi (kerja jadi ART), ingin tinggal di kampung saja,” kata Rohimah, Kamis (3/11/2022).
Sementara itu, Paman Rohimah, Kamil (49) mengatakan, sejak ditinggal suaminya tak lama setelah melahirkan anaknya, Rohimah memutuskan untuk bekerja sebagai ART.
Baca juga: Disiksa Majikan di Bandung Barat, Rohimah Kapok Kerja Jadi ART, Pilih Tinggal di Garut
"Biasanya memang kerja bantu-bantu (ART). Sebelumnya hanya di sekitar sini, tapi suka ke Bandung juga,” ujar Kamil.
Rohimah, menurut Kamil, memilih bekerja sebagai ART karena tidak memiliki pilihan lain. Perempuan yang mengenyam pendidikan hingga bangku Sekolah Dasar (SD) ini merasa tak punya keahlian lain.
Ditambah lagi, lanjut Kamil, Rohimah kini harus mencari nafkah untuk dirinya sendiri serta anaknya.
“Sudah dua kali nikah, tapi cerai, punya anak dari suami yang kedua. Sejak itu Rohimah pilih bekerja jadi ART,” jelasnya.
Kamil menceritakan, Rohimah bekerja sebagai ART di KBB usai menerima informasi dari tetangganya di Garut.
Awalnya dia dijanjikan akan diberi upah sebesar Rp 2 juta, namun gaji yang diterimanya hanya Rp 1,5 juta dan terus berkurang setiap bulannya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.