Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Voluntrip KitaBisa, Wisata Sambil Donasi untuk Konservasi Sekaligus Lihat Buasnya Manusia Buru Elang

Kompas.com, 21 Februari 2023, 13:16 WIB
Afdhalul Ikhsan,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

KABUPATEN BOGOR, KOMPAS.com - Kegiatan voluntrip atau kerelawanan sembari jalan-jalan ke wilayah konservasi bisa menjadi wadah bagi kita untuk terus berkontribusi menjaga alam dengan berbagi kebaikan.

Kompas.com berkesempatan ikut voluntrip yang diadakan KitaBisa ke lokasi penangkaran elang di Pusat Suaka Satwa Elang Jawa (PSSEJ), Desa Pasirjaya, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Kegiatan voluntrip ini diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai latar belakang pendidikan dan pekerjaan.

Baca juga: Parama dan Jelita, Sepasang Elang Jawa Dilepasliarkan di Gunung Pangrango Bogor

Mereka diajak terjun ke lapangan memberi bantuan atau berdonasi sekaligus menjadi relawan konservator dalam sehari yang dipandu oleh ahlinya.

Perjalanan dimulai dari Kota Bogor menggunakan mobil menuju ke lokasi PSSEJ yang berada di kaki Gunung Salak.

Kompas.com bersama para peserta selanjutnya harus berjalan kaki melewati jalan setapak bersemak agar bisa sampai ke lokasi tersebut. Sejumlah peralatan hingga sepatu khusus pun disiapkan untuk menempuh jalanan terjal.

Kegiatan voluntrip yang diadakan KitaBisa ke lokasi penangkaran elang di Pusat Suaka Satwa Elang Jawa (PSSEJ), Desa Pasirjaya, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (19/2/2023). Voluntrip ini diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai latar belakang pendidikan dan pekerjaan. Mereka diajak terjun ke lapangan memberi bantuan atau berdonasi sekaligus menjadi relawan konservator dalam sehari yang dipandu oleh ahlinya.KOMPAS.COM/AFDHALUL IKHSAN Kegiatan voluntrip yang diadakan KitaBisa ke lokasi penangkaran elang di Pusat Suaka Satwa Elang Jawa (PSSEJ), Desa Pasirjaya, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (19/2/2023). Voluntrip ini diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai latar belakang pendidikan dan pekerjaan. Mereka diajak terjun ke lapangan memberi bantuan atau berdonasi sekaligus menjadi relawan konservator dalam sehari yang dipandu oleh ahlinya.

Minggu (19/2/2023) pagi itu, mata terus menerus disuguhi pemandangan hijau nan asri.

Embusan angin pagi, suara serangga dibarengi gemercik aliran sungai memberi ketenangan.

Ditambah saat itu terlihat dua ekor elang terbang bermanuver sehingga menambah semangat melewati rintangan menuju lokasi.

Tidak terasa lebih dari satu jam, Kompas.com bersama para relawan akhirnya tiba di lokasi penangkaran tersebut.

Baca juga: Polda Bengkulu Tangkap 13 Pemilik Satwa Dilindungi, dari Elang Brontok, Landak Jawa, hingga Buaya Diamankan

Para relawan kemudian diajak keliling mengamati aktivitas satwa elang lewat peralatan teropong binokuler dan monokuler.

Jenis-jenis elang yang teramati itu, di antaranya elang jawa, elang ular bido, elang brontok hingga elang alap-alap tikus.

Spesies endemik ini terancam punah karena berkurangnya habitat dan perburuan liar.

Kegiatan voluntrip yang diadakan KitaBisa ke lokasi penangkaran elang di Pusat Suaka Satwa Elang Jawa (PSSEJ), Desa Pasirjaya, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (19/2/2023). Voluntrip ini diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai latar belakang pendidikan dan pekerjaan. Mereka diajak terjun ke lapangan memberi bantuan atau berdonasi sekaligus menjadi relawan konservator dalam sehari yang dipandu oleh ahlinya.KOMPAS.COM/AFDHALUL IKHSAN Kegiatan voluntrip yang diadakan KitaBisa ke lokasi penangkaran elang di Pusat Suaka Satwa Elang Jawa (PSSEJ), Desa Pasirjaya, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (19/2/2023). Voluntrip ini diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai latar belakang pendidikan dan pekerjaan. Mereka diajak terjun ke lapangan memberi bantuan atau berdonasi sekaligus menjadi relawan konservator dalam sehari yang dipandu oleh ahlinya.
Dalam kesempatan itu, Kompas.com juga melihat elang yang menjadi korban perburuan liar.

Salah satunya, elang tikus yang diberi nama Srikandi. Dia adalah korban tembak pemburu liar. Luka tembak itu di bagian sayap sebelah kanan, peluru menembus tulang bawah sampai atas. Beruntung saat itu Srikandi selamat.

Namun, ia sudah tak bisa lagi membentangkan sayapnya untuk terbang tinggi. Terbang sampai lima meter pun dia sudah tidak mampu.

Baca juga: Telur Elang Jawa di Kawasan Gunung Ciremai Kembali Menetas, Jadi Generasi Ketiga

Tak hanya itu, ada juga elang yang tidak bisa melihat karena mata sebelah kanan cacat akibat benturan keras.

Itu terjadi karena ulah pemilik atau pelihara ilegal. Akibatnya, Srikandi dan Cakra tak bisa survive di alam bebas sehingga harus terus dipantau, dirawat, dan dilatih terbang oleh petugas PSSEJ.

Kegiatan voluntrip yang diadakan KitaBisa ke lokasi penangkaran elang di Pusat Suaka Satwa Elang Jawa (PSSEJ), Desa Pasirjaya, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (19/2/2023). Voluntrip ini diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai latar belakang pendidikan dan pekerjaan. Mereka diajak terjun ke lapangan memberi bantuan atau berdonasi sekaligus menjadi relawan konservator dalam sehari yang dipandu oleh ahlinya.KOMPAS.COM/AFDHALUL IKHSAN Kegiatan voluntrip yang diadakan KitaBisa ke lokasi penangkaran elang di Pusat Suaka Satwa Elang Jawa (PSSEJ), Desa Pasirjaya, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (19/2/2023). Voluntrip ini diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai latar belakang pendidikan dan pekerjaan. Mereka diajak terjun ke lapangan memberi bantuan atau berdonasi sekaligus menjadi relawan konservator dalam sehari yang dipandu oleh ahlinya.

Melihat hal itu, kita bisa menyadari betapa hebatnya manusia bisa melatih elang terbang sekaligus keji dan buas dalam membuat kerusakan.

"Secara teori kita tahu rantai makanan itu seperti apa ya. Tapi untuk ngelihat langsung raptornya itu baru di sini, banyak sekali insight baru yang didapat dari kegiatan ini," kata seorang peserta voluntrip, Ahmad Rizky.

Peserta voluntrip asal Bekasi ini mengaku bahwa sejak awal dirinya sangat konsen di isu lingkungan. Ia pun mendaftarkan dalam kegiatan voluntrip konservasi yang diadakan KitaBisa.

"Dari kegiatan ini kita dapat banyak hal-hal baru dan cukup untuk mengisi kegiatan sih. Apalagi kan kerjanya tidak terikat komunitas. Sekali kegiatan selesai gtu. Makanya saya ikut apalagi sekarang tuh susah banget untuk terlibat kegiatan isu (lingkungan) tersebut," ucap Rizky.

Baca juga: Berkenalan dengan Si Patok, Elang Bermata Satu di TWA Gunung Tunak NTB

Menurutnya, lewat program voluntrip KitaBisa atau kegiatan kerelawanan plus jalan-jalan ke tempat konservasi bisa menjadi ajang mengabdikan diri kepada alam.

Dari kegiatan voluntrip ini sudah saatnya kita menyadari bahwa kasus perburuan liar harus menjadi isu penting oleh semua kalangan.

"Lewat program voluntrip ini paling tidak saya berkontribusi untuk menjaga alam, meskipun masih sedikit ya. Tapi kan kita jadi sadar betapa bahayanya kerusakan alam bagi kita dan satwa-satwa," ujarnya.

Kegiatan voluntrip yang diadakan KitaBisa ke lokasi penangkaran elang di Pusat Suaka Satwa Elang Jawa (PSSEJ), Desa Pasirjaya, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (19/2/2023). Voluntrip ini diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai latar belakang pendidikan dan pekerjaan. Mereka diajak terjun ke lapangan memberi bantuan atau berdonasi sekaligus menjadi relawan konservator dalam sehari yang dipandu oleh ahlinya.KOMPAS.COM/AFDHALUL IKHSAN Kegiatan voluntrip yang diadakan KitaBisa ke lokasi penangkaran elang di Pusat Suaka Satwa Elang Jawa (PSSEJ), Desa Pasirjaya, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (19/2/2023). Voluntrip ini diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai latar belakang pendidikan dan pekerjaan. Mereka diajak terjun ke lapangan memberi bantuan atau berdonasi sekaligus menjadi relawan konservator dalam sehari yang dipandu oleh ahlinya.
Tim Partner Kitabisa sekaligus VIP Trip, Dania Najmi menyampaikan, voluntrip adalah program untuk mengajak publik turun ke daerah yang dibantu. 

Tujuannya agar para donatur bisa melihat langsung bantuan atau donasi tersebut disalurkan. Salah satunya, yaitu voluntrip memberi donasi untuk konservasi.

Konsep voluntrip kali ini dengan cara membeli tiket dan hasilnya kemudian diberikan untuk mendukung kegiatan konservasi elang.

Baca juga: Warga Gunungkidul Temukan Elang Terluka Jatuh di Halaman Masjid

Bantuan itu berupa alat-alat pembuatan kandang seperti jaring, tali, dan penanaman pohon.

"Selain bantuan renovasi kandang, terus kita bikin kandang buat pelepasan. Kita juga menanam pohon karena elang di sini butuh sekali berbagai macam pohon untuk menghidupi pakan-pakannya. Kemudian ada beberapa area yang butuh kita tanami ulang karena adanya pembalakan liar. Jadi bantuannya seperti itu," ujar Dania.

Co-founder & CPO at KitaBisa, Vikra Ijas  menjelaskan, voluntrip adalah program rutin yang diadakan oleh KitaBisa untuk mewadahi masyarakat umum yang ingin  terlibat dalam misi relawan kebaikan.

Kegiatan voluntrip yang diadakan KitaBisa ke lokasi penangkaran elang di Pusat Suaka Satwa Elang Jawa (PSSEJ), Desa Pasirjaya, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (19/2/2023). Voluntrip ini diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai latar belakang pendidikan dan pekerjaan. Mereka diajak terjun ke lapangan memberi bantuan atau berdonasi sekaligus menjadi relawan konservator dalam sehari yang dipandu oleh ahlinya.KOMPAS.COM/AFDHALUL IKHSAN Kegiatan voluntrip yang diadakan KitaBisa ke lokasi penangkaran elang di Pusat Suaka Satwa Elang Jawa (PSSEJ), Desa Pasirjaya, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (19/2/2023). Voluntrip ini diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai latar belakang pendidikan dan pekerjaan. Mereka diajak terjun ke lapangan memberi bantuan atau berdonasi sekaligus menjadi relawan konservator dalam sehari yang dipandu oleh ahlinya.

Belakangan, muncul inisiatif memberikan donasi untuk konservasi sebagai upaya pelestarian alam dan lingkungan.

"Kegiatan konservasi atau kategori lingkungan sebetulnya masih kategori cukup sulit untuk mendapatkan donasi. Mungkin karena KitaBisa lebih dikenal donasi untuk kebutuhan medis, rumah ibadah dan lainnya. Akhirnya kami berinisiatif supaya voluntrip kali ini mengenalkan kepada para donatur  betapa pentingnya isu konservasi sekaligus ikut berdonasi karena ada jalan-jalannya juga, jadi dapat serunya, dapat juga edukasinya," ungkap Vikra.

Baca juga: PPS Alobi Lepasliarkan 20 Ekor Elang Hasil Sitaan Selama 2021

Kali ini, voluntrip bekerjasama dengan Yayasan Bio Kon, PSSEJ, dan Kitasobi (gerakan kebaikan yang diinisasi oleh influencer dan tim Kitabisa untuk membantu sesama) untuk mengajak relawan berkegiatan mengamati elang, mengunjungi klinik, serta membersihkan kandang.

Bagi siapa saja yang tertarik untuk ikut dalam kegiatan voluntrip lainnya dapat melihat jadwalnya di Instagram @voluntrip.kitabisa.

"Harapannya semakin banyak yang ikut turun tangan untuk gotong royong, mendukung konservasi dan belajar soal super hero biodiversity. Tapi kan ini isu yang tidak mudah dan di masyarakat ini belum isu umum ya. Nah, dengan semakin banyak kegiatan seperti ini mudah-mudahan bisa menyebar ke masyarakat luas," terangnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Bandung
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Bandung
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Bandung
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Bandung
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Bandung
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Bandung
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Bandung
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Bandung
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Bandung
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Bandung
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Bandung
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Bandung
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Bandung
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau