Editor
Munir pun lantas berkomunikasi langsung dengan Aep di Polres Garut. Dari hasil percakapan tersebut, Munir menyatakan bahwa Aep adalah ustaz abal-abal karena tidak memiliki landasan keilmuan yang jelas.
"Tidak punya guru agama yang benar, mungkin dia mengenal agama ini dari Google (atau) dari siapa saya tidak tahu ya. Yang jelas (dia) tidak ada sanad keilmuan," tutur Munir.
Baca juga: Pengemudi Ojek Online di Medan Ditangkap Usai Cabuli Siswi SMP yang Diboncengnya
Munir mengungkapkan, Aep pun tidak mengenalnya yang merupakan Ketua MUI Kabupaten Garut.
Bahkan, Munir menambahkan, pelaku juga berbohong soal pesantren yang disebutnya sebagai tempatnya menimba ilmu.
"Kesimpulan saya, dia ini bukan ustaz, tapi ustaz abal-abal yang mengaku ustaz, jadi oknum masyarakat yang mengaku ustaz," jelasnya.
"Jadi ini yang perlu dijelaskan menurut saya, pernyataan saya ini bisa dipertanggungjawabkan dengan dasar-dasar keilmuan," tegasnya.
Munir pun mengimbau kepada masyarakat agar tidak sembarangan dalam memilih sosok guru ngaji untuk anak-anaknya.
"Jangan salah menitipkan anak untuk diberi pelajaran kepada ustaz yang abal-abal, nantinya bahaya seperti yang terjadi saat ini, jadi harus selektif," pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang