Editor
Saat ini tradisi Bobotan hampir punah karena makin sedikit masyarakat yang melakukan tradisi tersebut, salah satunya Kecamatan Cikendung.
Tradisi Bobotan adalah penimbangan yang berhubungan keturunan, misalnya jika memiliki anak tunggal laki-laki atau perempuan.
Berat timbangan harus seimbang dengan berat badan anak.
Barang-barang pemberat timbangan adalah barang-barang berharga, seperti pakaian, emas, perak, uang, beras, dan lainnya.
Barang-barang tersebut kemudian akan menjadi harta anak yang menjadi bekal hidupnya.
Pada saat pelaksanaan tradisi, prosesi penimbangan dilakukan dengan membaca kidung yang membentuk sinom atau dhangdhanggula selama 15-30 menit.
Sambil mendengarkan kidung, anak yang ditimbang akan melemparkan uang di tempat yang telah disediakan.
Uang tersebut nantinya akan menjadi milik tukang timbang. Jumlah uang yang diterima sekitar Rp 1 juta hingga Rp 5 juta tergantung ekonomi pemiliknya.
Tujuan Bobotan adalah untuk memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk diberikan keselamatan dunia dan akhirat serta untuk membina keharmonisan keluarga.
Tujuan lainnya agar anak memperoleh keselamatan, perlindungan, dan kemulyaan.
Tradisi Bujanggaan adalah kesenian warisan leluhur di Indramayu.
Dalam pagelaran kesenian tersebut banyak mengambil sumber dari tembang babad di dalam naskah kuno babad itu sendiri.
Baca juga: Mengenal Ragam Tradisi Bangka Belitung, dari Kuliner hingga Berpantun
Bujanggaan menampilkan cerita yang diambil dari naskah kuno yang disebut wawacan atau serat, terutama dongeng yang dituturkan dalam bentuk pupuh berupa puisi tradisional.
Dalam bahasa Sunda, Ngarot merupakan istilah minum/ngaleueut, Nga-rot. Dalam bahasa Sansekerta berupa Ngaruat, yang berarti bebas dari kutukan.