Kepala Dinas Sosial Kabupaten Cirebon, Indra Fitriani, mengaku sangat kagum terhadap personel Tagana.
Dia menyebut Tagana sebagai pejuang tanpa pamrih demi garda terdepan kemanusiaan bencana.
"Keberadaan Tagana sangat penting. Mereka luar biasa, tangguh, tanpa pamrih, kebayang gak, mereka dari rumah itu pakai ongkos, diem berhari hari ada di lokasi bencana, penyelamatan."
"Yang lain belum apa-apa, Tagana sudah ada," kata Fitri saat ditemui Kompas.com, Selasa (30/4/2024) siang.
Dinas sosial sebagai lembaga yang menaungi Tagana, memberikan pelatihan yang dibutuhkan untuk mengevakuasi para korban.
Baca juga: Kisah Relawan Tagana, 4 Bulan Tinggalkan Keluarga Bantu Penyintas Gempa Cianjur
Begitu pun Kementerian Sosial yang beberapa kali menggelar pelatihan kepada personel Tagana agar lebih profesional dalam penanganan bencana.
Sebagian Tagana sudah mendapatkan sertifikat penanganan bencana tertentu.
Fitri menjelaskan, Tagana menangani bencana alam dan bencana sosial. Bencana alam berupa peristiwa kejadian alam, semisal banjir, longsor, pergerakan tanah, dan lainnya.
Sedangkan bencana sosial, ODGJ, anak terlantar, rumah tidak layak huni, kaum duafa, dan lainnya. Tim melakukan penanganan terhadap hal-hal tersebut.
Terkait perjuangan Sis untuk menaikan insentif menjadi Rp1.000.000, juga telah Fitri dengar.
Dia mengaku berusaha memikirkan dan memperjuangkan upah itu untuk Tagana. Namun, yang berlaku saat ini masih seperti tahun tahun sebelumnya.
"Dinsos sifatnya memberikan insentif bulanan, dari APBD, yang rutin, Rp 100.000 per bulan, dari APBN, Rp 250.000 per bulan, per enam bulan sekali."
"Semoga bisa terus dinaikkan demi kesejahteraan para pejuang Tagana," sebut Fitri.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang