Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Macan Tutul Muncul di Kuningan, Pj Bupati: Jebak atau Tembak Bius

Kompas.com, 13 Juli 2024, 14:44 WIB
Muhamad Syahrial

Editor

KOMPAS.com - Penjabat (Pj) Bupati Kuningan, Raden Iip Hidajat, bersama petugas gabungan dari BPBD, BKSDA, TNI, dan Polri, berkumpul di Desa Jamberama, Kecamatan Selajambe, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat (Jabar), Kamis (11/7/2024).

Mereka berkumpul di aula desa setempat sebagai tindak lanjut atas munculnya macan tutul jawa di wilayah tersebut.

"Dengan kemunculan macan tutul sejak beberapa waktu lalu, jelas membuat masyarakat cemas," kata Iip, dikutip dari TribunCirebon.com.

"Hari Sabtu atau Minggu harus ada tindakan sekaligus penangkapan agar masyarakat merasa tenang," sambungnya.

Baca juga: Kucing Hutan Dilindungi Masuk ke TPS di Agam dan Gigit Jari Petugas

Iip mengimbau kepada para petugas agar proses evakuasi macan tutul tersebut dilakukan secara hati-hati.

"Secara teknisnya mungkin petugas BKSDA lebih paham, namun setahu saya ada dua metode penangkapan yang bisa dilakukan, di antaranya bisa dijebak atau tembak bius. Tindakan itu dilakukan bila memang kucing besar ini susah ditangkap," ujar Iip.

Usai dievakuasi, dia menambahkan, macan tutul itu diserahkan kepada BKSDA atau dimasukkan kebun binatang.

"Tujuannya agar hewan itu mendapat perawatan serta tersedia petugas medis untuk memperhatikan hewan tersebut," ucap Iip.

Langkah antisipasi dari BPBD

Sebelumnya, macan tutul juga muncul di sekitar permukiman warga Desa Gunungmanik, Kecamatan Ciniru, Kabupaten Kuningan, Jabar, pada Selasa (9/7/2024).

Baca juga: Pria di Bogor Dibegal Saat Pulang Pengajian, Dada Korban Terluka

Kepala BPBD Kuningan, Indra Bayu Permana mengatakan, pihaknya langsung mengerahkan tim ke lokasi meski tidak ahli dalam menangani hewan liar.

"Saat ada laporan masuk ke kami, sejumlah petugas BPBD kami turunkan untuk melakukan sosialisasi keamanan dan keselamatan warga," papar Indra.

"Untuk ancaman hewan buas, kami memang bukan ahlinya, tapi kordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) tetap kami lakukan. Kemudian, upaya penyelamatan kami lakukan di lingkungan masyarakat sekitar," jelasnya.

Dia menjelaskan, pihaknya telah melakukan sosialisasi antisipasi ancaman hewan buas kepada warga setempat.

"Kami telah bekerjasama dengan pemerintah desa untuk selalu mengantispasi dan waspada, minimal kegiatan perorangan jangan dilakukan terlalu lama," papar Indra.

Baca juga: Perjalanan Wayang Orang Sriwedari Solo, Pernah Pentas Tanpa Penonton

Terima donasi petasan

Kepala Desa Gunungmanik, Juhari Harianto menyampaikan, pihaknya menerima donasi berupa petasan untuk mengusir macan tutul dari lingkungan tempat tinggal warga.

"Dengan kejadian macan tutul yang beredar liar, kami sudah imbau warga untuk tetap waspada. Selain itu, kami juga menerima donasi berupa perasan," tutur Juhari.

"Ketika warga melihat macan, upaya penyelamatan itu dengan menyalakan petasan, dan itu hanya sebagai bentuk pengusiran pada macan saja," terangnya.

Sejumlah lembaga serta aktivis lingkungan, menurut Juhari, juga memberi perhatian usai munculnya macan tutul di wilayahnya.

"Perhatian dari petugas BPBD, BKSDA, ada juga tim peneliti dari Universitas Kuningan. Kedatangan mereka semua baik, untuk menciptakan keamanan dan rasa nyaman bagi warga yang terancam macan tutul yang berkeliaran," pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Bandung
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Bandung
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Bandung
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Bandung
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Bandung
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Bandung
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Bandung
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Bandung
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Bandung
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Bandung
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Bandung
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Bandung
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Bandung
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau