CIANJUR, KOMPAS.com - Polisi menetapkan 16 anak sebagai tersangka dalam kasus duel maut yang mengakibatkan tewasnya seorang pelajar Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Insiden tragis ini berawal dari kesepakatan antara dua kelompok pelajar SMP dan MTs untuk menggelar perkelahian satu lawan satu.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Cianjur, AKP Tono Listanto menjelaskan, aksi kekerasan di kalangan pelajar tersebut dipicu oleh saling ejek dan tantang di media sosial.
“Motifnya ingin membuktikan siapa yang paling hebat, siapa yang lebih jago,” ujar Tono saat ditemui di Mapolres Cianjur, Kamis (24/7/2025) petang.
Baca juga: Insiden Duel Maut Pelajar Cianjur, Polisi Tetapkan 16 Tersangka Anak
Menurut Tono, kedua sekolah tersebut memiliki riwayat perseteruan dan kerap terlibat dalam adu gengsi.
“Mereka kemudian sepakat untuk berduel satu lawan satu, hingga akhirnya terjadi perkelahian yang menyebabkan korban meninggal,” tambahnya.
Korban tewas akibat patah tulang setelah terjatuh dari atas jembatan saat duel berlangsung.
“Ada empat orang yang terlibat duel, sementara yang lain merekam dan menonton aksi tersebut,” jelas Tono.
Baca juga: 7 Fakta Duel Maut Pelajar di Cianjur, Saling Ejek di Medsos hingga Renggut Nyawa
Sebelumnya, video duel antarpelajar di Cianjur beredar luas di aplikasi perpesanan dan menjadi viral di media sosial.
Dalam video berdurasi 1 menit 18 detik itu, terlihat dua pasang remaja saling serang dalam perkelahian satu lawan satu.
Peristiwa tersebut terjadi pada Jumat (18/7/2025) pukul 22.30 WIB, disaksikan oleh sejumlah orang yang diduga sesama pelajar, dan direkam menggunakan ponsel.
Di tengah duel, salah satu pelajar diduga terjatuh ke sungai, memicu kepanikan di lokasi.
Korban yang jatuh dinyatakan meninggal dunia pada Selasa (22/7/2025), setelah sempat mendapat perawatan intensif di rumah sakit.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang