Dalam kesempatan itu, Kompas.com juga melihat elang yang menjadi korban perburuan liar.
Salah satunya, elang tikus yang diberi nama Srikandi. Dia adalah korban tembak pemburu liar. Luka tembak itu di bagian sayap sebelah kanan, peluru menembus tulang bawah sampai atas. Beruntung saat itu Srikandi selamat.
Namun, ia sudah tak bisa lagi membentangkan sayapnya untuk terbang tinggi. Terbang sampai lima meter pun dia sudah tidak mampu.
Baca juga: Telur Elang Jawa di Kawasan Gunung Ciremai Kembali Menetas, Jadi Generasi Ketiga
Tak hanya itu, ada juga elang yang tidak bisa melihat karena mata sebelah kanan cacat akibat benturan keras.
Itu terjadi karena ulah pemilik atau pelihara ilegal. Akibatnya, Srikandi dan Cakra tak bisa survive di alam bebas sehingga harus terus dipantau, dirawat, dan dilatih terbang oleh petugas PSSEJ.
Melihat hal itu, kita bisa menyadari betapa hebatnya manusia bisa melatih elang terbang sekaligus keji dan buas dalam membuat kerusakan.
"Secara teori kita tahu rantai makanan itu seperti apa ya. Tapi untuk ngelihat langsung raptornya itu baru di sini, banyak sekali insight baru yang didapat dari kegiatan ini," kata seorang peserta voluntrip, Ahmad Rizky.
Peserta voluntrip asal Bekasi ini mengaku bahwa sejak awal dirinya sangat konsen di isu lingkungan. Ia pun mendaftarkan dalam kegiatan voluntrip konservasi yang diadakan KitaBisa.
"Dari kegiatan ini kita dapat banyak hal-hal baru dan cukup untuk mengisi kegiatan sih. Apalagi kan kerjanya tidak terikat komunitas. Sekali kegiatan selesai gtu. Makanya saya ikut apalagi sekarang tuh susah banget untuk terlibat kegiatan isu (lingkungan) tersebut," ucap Rizky.
Baca juga: Berkenalan dengan Si Patok, Elang Bermata Satu di TWA Gunung Tunak NTB
Menurutnya, lewat program voluntrip KitaBisa atau kegiatan kerelawanan plus jalan-jalan ke tempat konservasi bisa menjadi ajang mengabdikan diri kepada alam.
Dari kegiatan voluntrip ini sudah saatnya kita menyadari bahwa kasus perburuan liar harus menjadi isu penting oleh semua kalangan.
"Lewat program voluntrip ini paling tidak saya berkontribusi untuk menjaga alam, meskipun masih sedikit ya. Tapi kan kita jadi sadar betapa bahayanya kerusakan alam bagi kita dan satwa-satwa," ujarnya.