TASIKMALAYA, KOMPAS.com - APR (16), seorang siswi kelas XI di SMAN 1 Tasikmalaya, Jawa Barat, dianiaya oleh seorang siswa yang merupakan teman sekelasnya berinisial ARP (17), Selasa (16/5/2023).
APR mengalami luka di pelipis kiri dan harus mendapat tiga jahitan.
Baca juga: Pemkab Pandeglang Mengaku Keduluan Pandawara Group untuk Bersihkan Sampah di Pantai Labuan
Kasus ini mencuat setelah orangtua APR mengunggah foto wajah korban yang terluka di pelipis kiri di akun Instagram miliknya dengan akun @Joelianaaaaaa.
Baca juga: Berkostum Pocong, Tersangka Pencabulan Anak Datangi Mapolda Sumsel Mengaku Tak Bersalah
Orangtua korban memberikan narasi berupa kronologi kejadian dengan bukti rekaman anaknya saat diintimidasi pihak sekolah dan orangtua pelaku.
Dalam narasi yang diunggah, disebutkan bahwa pelaku merupakan anak pejabat di Inspektorat Jenderal (Irjen) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
"Anak wanita saya menjadi korban kekerasan (pemukulan) dari siswa (laki laki) bernama AR. Saya heran dengan pihak sekolah SMA Negeri Kota Tasikmalaya, kenapa tidak melakukan perlindungan terhadap korban wanita dan cenderung membela pelaku???" tulis Yuliana Puspitasari (36), orangtua korban di akun Instagram miliknya.
Yuliana menambahkan, pihak sekolah memanggil korban dan pelaku serta orangtua pelaku usai kejadian, tapi Yuliana tak diundang.
Saat pemanggilan itu, orangtua pelaku justru diduga menyalahkan korban.
Yuliana telah melaporkan kasus itu ke Polres Tasikmalaya dengan nomor laporan LP/B/157/V/2023/SPKT/POLRES TASIKMALAYA KOTA/POLDA JAWA BARAT, tanggal 16 Mei 2023.
"Saya minta keadilan pihak sekolah dan juga meminta mediasi dari pihak Humas Polres Tasikmalaya Kota," tulis Yuliana.
Dalam unggahannya, Yuliana kemudian menyebut kasus itu sudah selesai dan kedua pihak telah sepakat berdamai.
Namun, keluarga korban memutuskan mengunggah kasus itu ke media sosial karena APR diduga dintimidasi oleh orangtua pelaku.
"Sebenarnya dari awal saya sudah mencabut laporan, sudah islah dan berdamai. Namun, hari Jumat (18/5/2023) siang, saya ada rasa kecewa dari pihak ibunya terlapor yang mengintimidasi anak saya dengan membuat forum sendiri tanpa mengundang kami sebagai orangtua korban," kata dia.
Kejadian itu dibenarkan Kepala Sekolah SMAN 1 Tasikmalaya, Yonandi, saat konferensi pers di SMAN 1 Tasikmalaya, Senin (22/5/2023).
Yonandi mengatakan, kejadian itu bermula saat para siswa sedang bercanda di kelas saat masih jam pelajaran.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.